Tamanikan.com - Jual ikan dan udang galah air tawar konsumsi terbesar di bangka belitung.

Hubung Kami: Pukul 09:00-16:00 . Wa: +6282310102004

Taman Ikan

Budidaya Ikan dan Udang Galah

IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH

PENDAHULUAN
            Potensi secara
bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti kemampuan yang
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya dan
wilayah dalam hal ini bermakna ingkungan daerah (propinsi, kabupaten,
kecamatan)
. Untuk keperluan ini bisa dipilih wilayah
tertentu, misalnya meliputi potensi wilayah
desa.
Jadi “potensi
desa mengandung arti kemampuan yang dimiliki desa
yang memungkinkan untuk dikembangkan
Kemampuan yang
dimiliki suatu lingkungan tertentu
misalnya desa yang mungkin
untuk dikembangkan tetap selamanya menjadi “potensi” bila tidak diolah, atau
didayagunakan menjadi suatu “realita” berwujud kemanfaatan kepada masyarakat.
Karena itu potensi wilayah memerlukan upaya-upaya tertentu untuk membuatnya  bermanfaat kepada masayarakat.
Penyuluh yang
bergerak di sektor pertanian harus mampu menggali potensi agroekosistem wilayah
pertanian tertentu dan menjadi suatu “kenyataan” memberi manfaat kepada
pembangunan pertanian
khususnya di bidang
agribisnis
.
Bermanfaat dapat berarti meningkat produktivitas, pendapatan, nilai tambah atau
secara umum dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bergerak dan
terkait dengan sektor pertanian.
Penyuluh harus
mengasah kemampuannya agar mampu melihat dan menggali potensi agroekosistem
wilayah dimana ia bekerja untuk bersama-sama dengan masyarakat pelaku utama dan
pelaku usaha mengubahnya menjadi pertanian yang lebih bermanfaat. Untuk
mencapai hasil yang baik, seorang penyuluh perlu mempersiapkan suatu  “instrumen”
untuk menggali potensi wilayah agroekosistem sehingga fenomena
agroekosistem menjadi mudah dipahami dan akan memudahkan dalam penyusunan
rencana pembangunan dan pengembangan usahatani tertentu.
Identifikasi Potensi
wilayah
dan agroekosistem dilakukan untuk memperoleh
data keadaan wilayah
dan agroekosistem
dengan menggunakan
data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh di lapangan baik dari petani maupun masyarakat
yang terkait, sedangkan
data sekunder diperoleh dari monografi
desa/ kecamatan/BPP dan atau dari sumber-sumber lain yang relevan
.
  1.  Identifikasi
    data primer menggunakan pendekatan partisipatif dan wawancara semi
    tersetruktur menggunakan teknik  PRA
  2. Identifikasi data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh data potensi wilayah dan agroekosistem  dari data
    monografi desa/kecamatan/BPP dan
    sumber
    lain yang mendukung.
  3. Penetapan impact point.
    Dengan menggunakan analisis masalah dan penyebab masalah, penetapan
    prioritas dan menetapkan faktor penentu.
Pengumpulan dan Pengolahan Data
  1. Identifikasi Data Primer
  1. Wawancara Semi Terstruktur
  2. Teknik Pembuatan Peta Sumberdaya
  1.  Teknik Penelusuran Lokasi /Transek
  2. Teknik Pembuatan Bagan Kecenderungan Dan Perubahan
  3. Pembuatan Sketsa Kebun
  4. Teknik Pembuatan Bagan Peringkat
  5. Pembuatan Bagan Hubungan Kelembagaan/Diagram Venn
  6. Penyusunan Kalender Musim
  7. Kajian Mata Pencaharian
  1. Identifikasi
    data sekunder
Pengumpulan dan pengolahan data
sekunder  adalah proses untuk mempelajari
keadaan desa / wilayah berdasarkan data informasi yang telah ada dalam bentuk
dokumen tertulis yang dibuat oleh pihak tertentu (dinas/instansi/LSM dll).
Data sekunder diperlukan sebagai dasar
dalam memahami kondisi wilayah dan masyarakatnya dalam rangka mengidentifikasi
data/informasi apa yang diperlukan dalam kegiatan PRA.
Tujuan :
  • Diketahuinya
    gambaran dasar keadaan wilayah baik masyarakat dan lingkungannya .
  • Sebagai
    pembanding terhadap data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat pada
    teknik/instrumen PRA lainnya .
            Cakupan
data/informasi yang dikumpulkan
Pengumpulan data
sekunder harus terarah sesuai dengan tujuan pelaksanaan PRA. Jika pengumpulan
data sekunder ini sejak awal tidak diarahkan dengan baik, maka tim akan
menghabiskan waktu mengumpulkan data yang tidak diperlukan atau bahkan
membingungkan.
Di desa-desa terpencil, biasanya sulit
untuk mendapatkan dokumen tentang keadaan wilayah tersebut, tetapi data
sekunder kini sifatnya sebagai data pendukung dari informasi/data yang
diperoleh secara langsung melalui teknik/instrumen PRA.
Beberapa jenis data
sekunder yang dikumpulkan sebagai data pendukung PRA untuk penyuluhan
agribisnis diantaranya :
  • Data
    agroklimat wilayah
  •  Batas
    wilayah
  • Kependudukan
  •  Kelembagaan
    formal dan non formal yang ada di wilayah
  • Tata
    guna lahan
  • Jenis
    usaha masyarakat
  • Tingkat
    pendapatan rata-rata
  • Sarana
    dan prasarana di wilayah
  • Program-program
    pembangunan pertanian yang sedang berjalan atau yang pernah dilaksanakan di
    wilayah
  • Teknologi
    yang diterapkan
  • Data
    produksi, luasan areal usaha tani, jumlah ternak dan komoditi utama yang
    dikembangkan di wilayah
Tahapan Pelaksanaan
1. Mengidentifikasi kebutuhan
data/informasi yang diperlukan untuk menyusun perencanaan penyuluhan agribisnis
desa .
2. Memilih dan memilah
data/informasi mana yang sudah tersedia, sudah di kumpulkan atau di
dokumentasikan oleh pihak lain (dinas/instansi/LSM dll).
3. Mendiskusikan dimana dan siapa
sumber setiap jenis data yang dimaksud, sebelum membagi tugas diantara anggota
tim untuk melakukan pengumpulan data.
4. Menyajikan data/informasi yang
telah dikumpulkan agar semua anggota tim dapat membaca,  mengerti dan memahami kondisi/keadaan
wilayahnya .

Melakukan telaahan bersama pada
setiap topik yang berkaitan dengan pengkajian yang akan dilakukan, misalnya
dengan menghubungkan antara satu data dengan data lainnya sehingga dapat
terlihat masalah-masalah, potensi atau peluang pengembangan agribisnis di
wilayah tersebut.

IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas