Tamanikan.com - Jual ikan dan udang galah air tawar konsumsi terbesar di bangka belitung.

Hubung Kami: Pukul 09:00-16:00 . Wa: +6282310102004

Taman Ikan

Budidaya Ikan dan Udang Galah

Pengendalian Hama – Penyakit Budidaya Ikan Gurame

Dalam melakukan usaha budidaya ikan, keberadaan hama dan penyakit seolah
menjadi hal yang sangat lumrah untuk dijumpai apalagi pada ikan gurame.
Ketepatan dalam pengendalian hama dan penyakit ikan menjadi faktor
kunci penentu keberhasilan suatu usaha budidaya ikan. Berikut ini akan
dijelaskan teknik pengendalian hama dan penyakit yang sering dijumpai
pada usaha budidaya ikan gurame

1)    Hama

a.    Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.

b.    Uncrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit
diberantas;hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.

c.    Katak (Rana spec)
Makan telur  telur  ikan.  Pengendalian:  sering  membuang  telur  yang  mengapunmenagkap dan membuang hidup-hidup.

d.    Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.

e.    Linsang/ biawak
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.

f.    Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian:
diberi penghalang  bambu  agar  supaya  sulit  menerkam;  diberi 
rumbai-rumbai  atau  tali penghalang.

g.    Ikan Gabus
Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu guramiukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.

h.    Belut dan Kepiting

Pengendalian hama : lakukan penangkapan.

Beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, mujair dan sepat dapat
menjadi pesaing dalam perolehan makanan. Oleh karena itu, sebaiknya
benih gurami tidak dicampur pemeliharaannya dengan jenis ikan yang lain.
Untuk menghindari gurami dari ikan-ikan pemangsa, pada pipa pemasukkan
air dipasang serumbung atau saringan ikan agar hama tidak masuk ke dalam
kolam.

2)    Penyakit

a.    Binti Merah (White Spot)
Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik
putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih,
menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya   dan 
berenang  sangat  lemah  serta  sering  muncul  di  permukaan  air.
Pengendalian: direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100
cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam
dan Direndam dalam garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100
cc air.

b.    Bengkak Insang dan Badan ( Myxosporesis)
Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian
punggung terjadi pendarahan. Pengendalian; pengeringan kolam secara
total, ditabur kapur tohon 200 gram/m2, biarkan selama 1-2 minggu.

c.    Cacing Insang, Sirip dan Kulit (Dactypogyrus dan girodactyrus)
Gejala:  ikan  tampak  kurus,  sisik  kusam,  sirip  ekor 
kadang-kadang  rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras
disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang. Pengendalian:
(1) direndan dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit  dan
direndam dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam; (2) hindari
penebaran ikan yang berlebihan.

d.    Kutu Ikan (Argulosis)
Gejala: benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian
kulit, sirip dan insang  terlihat jelas adanya bercak merah
(hemorrtage). Pengendalian: (1) ikan yang terinfeksi direndan dalam
garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit dan direndam larutan PK 10
ppm (10 ml/m3) selama 30 menit; (2) dengan pengeringan kolam hingga
retak-retak.

Teknik Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya Ikan Gurame
e.    Jamur
Menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya.
Gejala: tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang
jamur, terlihat benang halus seperti kapas. Pengendalian: direndam dalam
larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3  selama  30 menit;
telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.

f.    Gatal (Trichodiniasis)
Menyerang benih ikan. Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan
badan pada sisi kolam/aquarium. Pengendalian: rendam selama 15 menit
dalam larutan formalin 150-200 ppm.

g.    Bakteri psedomonas flurescens
Penyakit yang  sangat ganas. Gejala: pendarahan dan  bobok pada kulit;
sirip ekor terkikis. Pengendalian: pemberian pakan yang dicampur
oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan
selama 7 hari berturut-turut.

h.    Bakteri aeromonas punctata
Penyakit yang sangat ganas. Gejala: warna badan suram, tidak cerah;
kulit kesat dan melepuh; cara  bernafas  mengap-mengap;  kantong 
empedu  gembung;  pendarahan.

3)    Pengendalian Penyakit
Salah satu cara pengendalian penyakit ikan yang dilakukan selama ini
meliputi pemberian obat-obatan berupa bahan kimia dan antibiotika. Namun
demikian, pemakaian bahan-bahan tersebut secara terus menerus akan
menimbulkan masalah baru, yaitu meningkatkan resistensi mikroorganisme
penyebab penyakit. Selain itu, dapat membahayakan lingkungan perairan
disekitarnya dan ikan-ikan itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan obat
herbalis sebagai pengganti obat-obatan kimia.

a.    Sirih (Piper betle L)
Khasiat sirih digunakan sebagai penahan darah (styptic) dan obat luka
pada kulit (vulnerary) juga berdaya guna sebagai antioksida, antiseptic,
fungisida dan bakterisida. Hal ini jelas bahwa daun sirih yang
mengandung minyak atsiri bersifat menghambat pertumbuhan parasit. Atsiri
pada sirih mempunyai bau yang aromatik dan berasa pedas. Atsiri
mengandung chavicol (C4H3OH) yang merupakan antiseptic yang kuat untuk
menanggulangi parasit terutama Ichthyophthirius multifilis. Caranya
dengan merendam pada konsentrasi 8,3 ppt, daun sirih tingkat mortalitas
parasit Ich mencapai 99,4 % sedangkan konsentrasi terbaik perendaman
dengan daun sirih yang aman untuk ikan dan efektif adalah 6,7 ppt dengan
tingkat mortalitas Ich sebesar 86,28 % selama 12 jam.

Selain itu, terbukti efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Aeromonas hydrophila dan penyakit ikan yang disebabkan Aeromonas
hydrophilia. Hasil penelitian menemukan bahwa konsentrasi ekstrak sirih
3,125 mg/ml sudah dapat membunuh bakter Aeromonas hydrophilia i secara
sempurna.

b.    Ekstrak Daun Kipahit (Picrasma javanica)
Ekstrak daun kipahit diuji untuk pengobatan ikan gurami Mycobacterium
fortuitum pada level 108 cfu/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ekstrak daun kipahit pada level konsentrasi 10.000 mg/l dapat menghambat
pertumbuhan bakteri uji, sedangkan perendaman ikan uji yang sama dengan
lama perendaman 3 jam dapat digunakan untuk pengobatan penyakit
mycobacteriosis.

Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
1.    Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)

  • Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.
  • Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
  • Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus.
  • Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.
2.    Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 menit.

Untuk pemberantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam
air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang
telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.

3.    Pengobatan dengan garam dapur.

Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit mendapatkan bahan-bahan kimia.
Caranya:

  1. siapkan wadah yang diisi air bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk sampai rata;
  2. ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena obat ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja.
  3. Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya dipindahkan kembali ke dalam kolam;
  4. pengobatan ulang dapat dilakukan 3-4 hari kemudian dengan cara yang sama.

Sumber :
Halim, Mochamad Abdul. 2011. Budidaya Ikan
Gurami. Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. Pusat Penyuluhan
KP-BPSDMKP. Jakarta
http://www.medialuhkan.blogspot.co.id/
Pengendalian Hama – Penyakit Budidaya Ikan Gurame

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas