Nama lain:
–
Etiologi/ penyebab:
Parasit haplosporidia yang spesiesnya belum dapat ditentukan, namun berada pada taksonomi yang berdekatan dengan spesies Bonamia dan Michinia [1,2]. Parasit ini termasuk dalam kelompok protozoa [5].
Hospes
P. vannamei [1], P. monodon, P. stylirostris [4].
Stadium rentan
juvenil-dewasa [4]
Epizootiologi:
Kematian udang vaname yang disebabkan oleh haplosporidia dilaporkan di Belize, Amerika tengah pada tahun 2004-2005 [1]. Di Indonesia, kasus haplosporidia pernah dilaporkan pada udang berumur 2 bulan sekitar tahun 2007. Tingkat kerugian mencapai 60-90% akibat adanya kematian. Diduga kuat parasit ini menyebar secara horizontal melalui karier ke induk sehingga dapat menimbulkan kematian tinggi pada hatchery (vertikal) [3]. Parasit haplosporidia ini juga telah dilaporkan di negara Kuba, Nikaragua, Meksiko, dan Filipina [7].
Siklus Hidup:
Siklus hidup haplosporidia tidak melibatkan inang perantara [6].
Gb. Haplosporidia berlokasi di sel epitel hepatopankreas. Sel epitel akan membesar dan bagian dalamnya terdapat spora haplosporidia (H1: haplosporidia stadium awal; H2: haplosporidia tahap lanjut) (Johnson, 1995)
Faktor pendukung
–
Gejala Klinis
Udang terindikasi haplosporidian memiliki gejala klinis pengerutan hepatopankreas, tubuh lembek, melanisasi kutikula, dan hambatan pertumbuhan. Infeksi ringan ditandai dengan penurunan konsumsi pakan dan perlambatan pertumbuhan [3].
Gb. Udang yang terinfeksi Haplosporidia tubuhnya melunak
dan hepatopankreasnya mengerut (Utari et al., 2012).
Perubahan patologi
Organisme ini menyerang hepatopankreas pada seluruh jenis sel epitel hepatopankreas. Berbagai stadium parasit dapat terlihat pada jaringan. Plasmodia muda berukuran kecil dengan sitoplasma amorf terdapat dalam sitoplasma sel epitel hepatopankreas. Sedangkan plasmodium dewasa berukuran besar tersusun dari tropon uni/bi nuklear. Plasmodium berukuran 12-15um (SA) dan 12-50 (LA). Enkapsulasi hemosit dan melanisasi tubulus HP teramati pada beberapa hepatopankreas [1,3,4].
Gb. Hepatopankreas yang memperlihatkan stadium haplosporidia dimana terdapat plasmodia yang mengandung tropont (Utari et al., 2012)
Diagnosa banding
–
Metode Diagnosa
Pengamatan haplosporidia dapat dilakukan dengan metode tissue squash pada hepatopankreas dan histopatologi. Uji konfirmasi dapat dilakukan dengan metode PCR dan ISH [1].
Pencegahan dan Pengendalian
Hal yang dapat dilakukan untuk mengendalikan infeksi dari haplosporidia untuk saat ini adalah dengan memperketat skrining PCR terhadap PL dan indukan untuk mengeksplorasi kemungkinan karier [3]. Disidinfeksi secara ketat dan pembatasan pengiriman udang terinfeksi akan membatasi penyebaran infeksi parasit [6].
Referensi
- Nunan, L.M., D.V. Lightner, C.R. Pantoja, N.A. Stokes, K.S. Reece. Characterization of a rediscovered haplosporidian parasite from cultured Penaeus vannamei. Disease of aquatic organisms 74: 67-75
- Dyková I, Lom J, Fajer E (1988) A new haplosporean infecting the hepatopancreas in the penaeid shrimp, Penaeus vannamei. J Fish Dis 11:15–22
- Utari, H.B., S. Senapin., C. Jaengsanong., T.W. Flegel., M. Kruatrachue. 2012. A haplosporidian parasite associated with high mortality and slow growth in Penaeus (Litopenaeus) vannamei cultured in Indonesia. Aquaculture 366–367: 85–89
- Alaya de Graindrage, V. dan Flegel, T.W. 1999. Diagnosis of shrimp diseases, with emphasis on the black tiger shrimp (Penaeus monodon). FAO: Roma
- Johnson, S.K. 1995. Handbook of Shrimp Disease. Texas A&M University
- Brock, J.A. dan Main, K.L. 1994. A Guide to The Common Problems and Diseases of Cultured Penaeus vannamei. The Oceanic Institute: Honolulu
- https://rexil-asia.com/aquaculture-products/shrimp-diseases/haplosporidian-infections-hepatopancreatic-haplosporidiosis/