Transplantasi Terumbu Karang merupakan salah satu upaya rehabilitasi terumbu karang yang semakin terdegradasi melalui pencangkokan atau pemotongan karang hidup yang selanjutnya ditanam di tempat lain yang mengalami kerusakan atau menciptakan habitat baru.
Kegiatan transplantasi karang |
Tujuan transplantasi meliputi (a) Pemulihan kembali terumbu karang yang telah rusak (b) Pemanfaatan terumbu karang secara lestari (perdagangan karang hias) (c) Perluasan Terumbu Karang (d) Tujuan pariwisata (e) Meningkatkan kepedulian masyarakat akan status terumbu karang (f) Ekowisata dan konservasi perikanan (g) Terumbu karang buatan (h) Penelitian.
Alat dan Bahan Persiapan Transplantasi
- Bak penampung, untuk aklimatisasi
- Taransportasi darat dan laut
- Jangka sorong/caliper
- Termometer
- Refraktometer
- Gunting baja
- Ember
- Bola pelampung
- Media subtract/semen
- Sarung tangan
- Tali pengikat/kabelties
- Peralatan untuk pembersihan dan monitoring
- Sikat
- Alat tulis bawah air
- Kamera bawa air
- Peralatan Selam
- Rak atau meja Transplantasi
- Jaring
Pengambilan Bibit Karang
- Survey lokasi pengambilan bibit, mengurus perizinan
- Bibit diambil dari kawasan dengan kondisi yang similar dengan lokasi transplantasi (kedalaman, salinitas, subtract, sedimentasi dll)
- Pilihlah bibit yang dalam kondisi sehat
- Bibit bebas dari tempelan organisme lain
- Patahan karang yang masih hidup sebaiknya digunakan untuk bibit
- Apabila menggunakan koloni karang utuh, sebaiknya hanya menggunakan 10 % dari koloni tersebut
- Untuk karang massive, ambillah fragmen karang dari bagian tepi
- Pengambilan bibit sebaiknya dilakukan oleh tenaga terampil untuk mengurangi kerusakan karang.
- Jenis karang yang direkomendasikan, berupa karang “bercabang”, pertumbuhan cepat namun rentan dengan pemutihan.
- Karang bentuk lain (masif, submasif, lembaran) seperti, Poritidae dan Merulinidae cenderung tumbuh lebih lambat, namun tergolong Jenis yang tidak sensitif dan dapat bertahan dalam waktu lama.
Tahapan Transplantasi
Tahapan transplantasi karang |
- Langkah pertama, mengidentifikasi indukan koloni besar dan dengan kondisi yang sehat.
- Memotong fragmen karang dari indukan, dilakukan dengan cara pelan-pelan, untuk tujuan mengurasi stres.
- Fragmen yang dipotong disusun secara beraturan dan tidak tumpang tindih di dalam basket untuk mengurangi patahan dan kondisi fisiologis karang
- Pengukuran panjang fragmen dilakukan dengan menggunakan Caliper.
- Tiap fragmen diberi label dengan kode spesifikasi tertentu
- Penyiapan subtrak dilakukan di pinggir pantai yang dangkal untuk memudahkan proses pengikatan fragmen.
- Fragmen diikat pada subtrak dengan menggunakan tali tis. Fragmen diikat dengan baik, agar tidak terlepas pada saat penurunan rak atau akibat arus bawah laut.
- Translokasi rak fragmen dilakukan secara hati-hati menuju lokasi transplantasi karang.
- Pengambilan foto bawah laut sebagai evidensi kondisi awal
- Penentuan lokasi transplantasi dengan menggunakan GPS
- Lokasi transplantasi diberikan pelampung tanda.
Sumber : Laporan Pelatihan Transplantasi Karang. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong
Semoga Bermanfaat…