anatomi

Sistem Indra pada Ikan: Mata

Mata pada sebagian besar ikan
serupa dengan manusia, kecuali strukturnya yang hampir tidak memiliki kelopak
dan iris yang bekerja lebih lamban. Meskipun minim kelopak mata, pada ikan hiu,
terdapat struktur serupa kelopak yang disebut membrana nictitans yang berfungsi
melindungi mata [4]. Beberapa spesies laut dalam memiliki mata yang tidak
proporsional untuk mengoptimalkan cahaya yang terbatas [8].


Penglihatan menjadi bagian
penting bagi ikan. Sebagian besar ikan memiliki penglihatan jarak pendek namun
ikan memiliki sudut pandang hampir 360o. “Blank spot” bagi ikan
hanyalah titik yang hampir tepat di belakang ikan. Ikan juga mengenali warna,
merah, hijau, biru, dan kuning. Beberapa ikan juga memiliki ketertarikan
terhadap warna tertentu [3]. Ikan laut sensitif terhadap cahaya dengan bias
biru. Sedangkan ikan air tawar sensitif terhadap cahaya dengan bias kemerahan.
Beberapa ikan memiliki dua tipe pigmen penglihatan yang proporsinya berubah
sesuai dengan migrasi antara air tawar dan laut [6]. Mata pada ikan juga
sensitif terhadap perubahan intensitas cahaya yang cepat. Hal ini akan mengakibatkan
ikan buta sementara [4].


Bagian mata dari ikan terdiri
dari 3 lapisan konsenstris yakni

a. Lapisan eksternal

Lapisan ini terdiri dari sklera
dan kornea

b. Lapisan medial

Lapisan ini terdiri dari uvea,

c. Lapisan internal

Berupa jaringan syaraf dan retina


Disamping lapisan tersebut. Komponen
tambahan mata ikan adalah  aqueous
humour, corpus vitreus, dan lensa.



Gb. Struktur internal mata ikan
salmon (potongan lateral). A. Optical axis. SC: Scleral cartilage, Li: Limbus,
C: Cornea, CR: Choroid rete, C: Choroid, IR: Iris, R: retina, L: lensa, AC:
anterior chamber, V: Ventral Ciliary Cleft, M: External muscle, N: Optic nerve,
VB: Vitreous Body (Pict credit to Fergusson, 2006)

Sclera-Kornea

Sclera merupakan selubung fibrous
terluar, memilliki tiga pasang musculus oculomotorius yang diinervasi oleh tiga
syaraf cranial dan memiliki cartilago [6]. Sclera non refraktil yang tersusun
dari selubung eksternal cartilago hyalin [8]. Kornea pada ikan relatif lebih
tipis daripada hewan terestrial [5]. Kornea merupakan jendela mata dimana pada
ikan memilki indeks refraktif sama terhadap air. Tersusun atas epidermal
konjunctiva berupa sel epitel squamus tidak berpigmen, membrana basalis
(membrana Bowman’s), substantia propria di bagian dermal, membrana basalis
internal, dan lapisan endotel (Membran Descemet’s dan endotelium)[6,8].


Lensa mata

Lensa mata pada ikan berbentuk
bulat yang membantu memfokuskan cahaya pada retina saat di dalam air. Lokasi
dari lensa inilah yang membuat sebagian besar ikan memiliki jarak pandang
pendek [4]. Lensa menonjol sebagian hingga ke iris guna menyediakan sudut
pandang yang luas. Pada ikan yang bersifat amfibi, kornea dan lensanya memiliki
adaptasi morfologi sehingga mampu melihat baik di udara maupun di air [5]. Lensa
merupakan jaringan avaskuler yang terbentuk dari matriks ekstraseluler yang
disekresikan oleh sel yang terkandung dalam lensa. Sel lensa yang menghadap ke
chamber anterior tersusun dari sel epitel monolayer. Sedangkan sel lensa yang
menghadap chamber posterios yang terbasahi oleh vitreous humor merupakan sel
memanjang serupa serabut [8].


Uvea

Uvea merupakan lapisan tengah
mata yang terdiri dari choroid dan iris. Choroid membentuk jalinan kapiler
subsclera yang menutrisi retina. Choroid berhubungan dengan kelenjar choroid
yang aktif mensekresi oksigen dan menakar kadar oksigen dalam mata [6]. Choroid
tersusun atas tiga lapisan: lapisan penghubung yang melekat pada sclerotic,
lamina vasculosa dengan pembuluh darah besar, dan lapisan lamina
choriocapillaris yang memiliki banyak pembuluh darah [8]. Iris biasanya
melekat, memiliki spincter yang kurang berkembang dan musculus dilator [6].
Iris merupakan lanjutan dari choroid, dengan lapisan tipis di anterior lensa
yang menjorok ke aqueous chamber. Iris memisahkan aqueous dan vitreous chamber  [8].


Retina

Retina pada ikan merupakan
jaringan yang sensitif terhadap cahaya. Retina terdiri dari 10 lapisan:

1. inner limiting membrane (ILM)

2. nerve fiber layer (NFL)

3. ganglion cell layer (GCL)

4. inner plexiform layer (IPL)

5. inner nuclear layer (INL)

6. outer plexiform layer (OPL)

7. outer nuclear layer (ONL)

8. outer limiting membrane (OLM)

9. photoreceptor layer (PL)

Pada
ikan nila, fotoreseptor tersusun dalam mozaik berbentuk kotak [1]. Sel conus/kerucut dan batang yang menyusun lapisan fotoreseptor memiliki proporsi dan subtipe
yang bergantung pada hidup dari ikan dan penetrasi cahaya di habitatnya [5].
Sel conus  digunakan untuk aktifitas
siang hari sedangkan sel batang untuk malam hari [7]. Oleh karenanya ikan yang
nokturnal dah hidup di laut dalam akan memiliki lebih banyak sel batang untuk
lingkungan dengan pencahayaan sedikit. Sedangkan sel conus juga bervariasi
berganting sensitifitas terhadap panjang gelombang cahaya, dan karenanya
persepsi warna akan bervariasi antar spesies [5].

10. pigmented epithelial layer
(PE).


Lapisan penyusun retina pada ikan
nila 1. inner limiting membrane (ILM), 2. nerve fiber layer (NFL), 3. ganglion
cell layer (GCL), 4. inner plexiform layer (IPL), 5. inner nuclear layer (INL),
6. outer plexiform layer (OPL), 7. outer nuclear layer (ONL),8.outer limiting
membrane (OLM),  9. photoreceptor layer
(PL), 10. pigmented epithelial layer (PE) (Pict credit to Azab et al., 2017)


Lapisan penyusun retina pada ikan
lele 1. inner limiting membrane (ILM), 2. nerve fiber layer (NFL), 3. ganglion
cell layer (GCL), 4. inner plexiform layer (IPL), 5. inner nuclear layer (INL),
6. outer plexiform layer (OPL), 7. outer nuclear layer (ONL),8.outer limiting
membrane (OLM),  9. photoreceptor layer
(PL), 10. pigmented epithelial layer (PE) 

(Pict credit to Azab et al., 2017)

Pada beberapa spesies, terdapat
struktur khusus, tapetum lucidum yang terletak di bawah fotoreseptor yang dapat
merefleksikan cahaya dan membuat mata “bersinar”. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan sensitifitas cahaya pada mata. Posisi dan kualitas tapetum
bervariasi banyaknya antar spesies. Beberapa terletak pada choroid, sedagkan
lainnya pada epitel pigmen retina [8].




Perbedaan struktur mata antar
spesies

Retina sebagian besar ikan
memperlihatkan perbedaan struktur bergantung tekanan selektif intensitas cahaya
dan spektrum dalam lingkungan. Perbedaan tekanan ini akan menyebabkan perbedaan
ketebalan retina, subjenis sel retina, dan spesialisasi wilayah sel conus dan
batang retina [7]. Secara umum, perbedaan mata dibagi berdasarkan aktifitas
ikan yakni nokturnal dan diurnal. Spesies ikan nokturnal umumnya memiliki mata
dan retina yang lebih besar dibandingkan dengan spesies ikan diurnal [2].  Sedangkan retina antara spesies ikan yang
diurnal (seperti nila) lebih tebal dibandingkan dengan ikan yang nokturnal
(lele, Bagrus bajad and Chrysichthys auratus) [1].



Referensi

1. Azab, A.M., H.M. Shoman, R.M.
El-Deeb, H.M. Abdelhafez, S.E.A. Samei. 2017. Comparative Studies on the
Histology of Eye Retina in Some Nile Fishes with Different Dial Activities. The
Egyptian Journal of Hospital Medicine 68:815- 823

2. Fishelson, L., G. Ayalon, A.
Zverdling, R. Holzman.2004. Comparative Morphology of the Eye
(With Particular Attention to the
Retina) in Various Species of Cardinal Fish (Apogonidae, Teleostei). The
Anatomical Record Part A 277A: 239-261

3. Schultz, K. 2003. Guide to Freshwater Fish. John
Wiley & Sons
4. Skomal, G. 2007. Saltwater Aquariums For Dummies®,
2nd Edition. Wiley Publishing: Hoboken
5. Smith,
S.A (Ed). 2019. Fish Disease and Medicine. CRC Press:  Boca Raton
6. Roberts, R.J (Ed). 2012. Fish Pathology 4th
Ed.
Wiley-Blackwell: UK
7. Fujaya, Y. 2004.
Fisiologi Ikan: dasar pengembangan teknologi perikanan. Rineka Cipta: Jakarta

8. Genten, F., Terwinghe, E., Danguy, A. 2009. Atlas of Fish Histology. Science Publishers: India

 

 

Most Popular

To Top