aseksual

Siklus hidup terumbu karang

Terumbu karang bereproduksi secara seksual dan aseksual.

  1. Aseksual
    Reproduksi ini terjadi jika patahan kerrang terlepas dari koloni induknya akibat gelombang atau badai [5]. Organisme baru terbentuk dari organisme tunggal, bisa terjadi dengan banyak cara namun dengan cara bertunas (budding), tunas polip baru atau terpisah dari polip sebelumnya membentuk koloni baru. Atau juga bisa berfragmentasi yaitu seluruh koloni membentuk koloni baru, hal ini terjadi jika koloni besar hancur oleh badai atau kapal [1]. Contohnya Montastraea cavernosa [2]. Reproduksi aseksual yang umum pada karang adalah fragmentasi dimana pecahan karang yang mendarat pada substrat yang sesuai akan tumbuh dan membentuk koloni baru, contohnya Acropora cervicornis [2].

  2. Seksual
    Reproduksi ini dilakukan oleh sel reproduksi dewasa organisme seperti pemijahan. Sebagian besar terumbu karang melakukan fertilisasi eksternal. Sel reproduksi yang disebut gamet dilepaskan ke air dan akan difertilisasi oleh gamet polip lainnya. Sel reproduksi akan menyatu dan membentuk polip gamet lainnya. Proses ini akan menghasilkan larva yang disebut planula [1]. Larva kemudian akan menempel pada substrat dan akan tumbuh dengan baik pada lokasi dengan kondisi sebagai berikut [5]:
  • Perairannya stabil, gerakan air mendekati tenang
  • Bukan sedimen lepasan/bahan tidak padat
  • Kadar garam antara 32% hingga 38-40%
  • Ada sumber cahaya untuk fotosintesis zooxanthellae
  • Sedimentasi terbatas di kolom air (jernih lebih baik)
  • Tidak ada makroalaga

Bekas tempat tumbuh karang yang telah mati namun masih berstruktur dapat menjadi substrat yang baik untuk karang muda atau patahan untuk tumbuh. Red alga coralline membantu menempelkan terumbu, mengurangi keretakan dan menyediakan substrat yang baik untuk penempelan larva [5].

Jika fertilisasi terjadi di dalam rongga gastrovasculer disebut dengan pemijahan (brooding) [1]. Pemijahan akan terjadi dalam 24 jam, semua karang dari satu spesies dan genus melepaskan telur dan sperma secara bersamaan. Jika polip mati dan rangkanya masih ada, generasi baru polip dapat terbentuk di atasnya [2].

Pertumbuhan karang berlangsung lambat. Setelah beberapa tahun, struktur karang baru bisa membentuk terumbu [2]. Saat karang telah dewasa, polip karang mengambil kalsium karbonat dari air laut dan mensekresikan batu kapur di sekitar tubuh lunaknya seperti rumah batu kecil. Struktur batu ini tetap ada bahkan ketika polip sudah mati sehingga membentuk terumbu [7].  Keberhasilan pemijahan terumbu karang bergantung pada lokasi geografis, cuaca, suhu air laut hangat, salinitas, ombak, bulan, kimiawi [1].

Referensi

  1. Ecomeet Study Guide: Coral Reefs
  2. Balasubramiam, A. 2013. CORAL REEFS & ATOLLS.
  3. Heemsoth, A. 2014. Coral reef ecology curriculum. Khaled bin Sultan Living Ocean Foundation
  4. Farndon, J dan Kirkwood, J. 2003. Ensiklopedia mini hewan. Erlangga
  5. Westmacott, S., Teleki, K., Wells, S., West, J. Pengelolaan Terumbu Karang Yang Telah Memutih Dan Rusak Kritis. Yayasan terumbu karang Indonesia
  6. Rogers, C.S., D.K. Hubbard, G.D. Stanley, Jr., J.H. Lipps. Coral Reefs at the Crossroads. Springers Netherlands
  7. Kessler, C. 2006. Coral Reefs at the Crossroads. Prufrock Press.

Most Popular

To Top