Perkembangan Embriogenesis
Lagler (1972) menyatakan bahwa pembuahan adalah peristiwa penggabungan sel telur dan sperma sehingga terbentuklah zigot. Setelah pembuahan maka terjadilah perkembanhan sel dari stadium zigot hingga stadium penetasan.
Perkembangan embrio ikan mas |
Blaxter (1969) menyatakan bahwa tanda – tanda telah terjadinya pembuahan yaitu terbentuknya ruang perivitelin, karena terjadinya penyerapan setelah telur dikeluarkan dan berhubungan langsung dengan air yang mengakibatkan telur menggembung. Setelah pembuahan, embriogenesis akan berlangsung terus setiap waktu dan terjadi proses – proses cleavage, morulasi, blastulasi, gastrulasi dan organogenesis yang selanjutnya penetasan (Woynarovich dan Hovart, 1980). Balon (1975) menyatakan embriogenesis dibagi ke dalam tiga stadium yaitu pembelahan, embrionik dan eleutheroembrionik (stadium ikan menetas sampai ikan dapat mencari makanan sendiri dari luar). Nikolsky (1963) mengatakan bahwa embrionik adalah periode perkembangan mulai dari pembuahan sampai ikan mendapat makanan dari luar.
A. Stadium Cleavage
Cleavage adalah proses proliferasi zigot menjadi morula melalui pembelahan mitosis secara berangkai yang terjadi segera setelah pembuahan, di dalam tuba fallopi (Sukra et al, 1989). Pada telur telolechital umumnya terjadi pembelahan meroblastik (Effendie, 1978). Nelsen (1953) menyatakan cleavage adalah proses pembelahan sel pada perkembangan embrio, dimana sel tersebut makin lama makin mengecil atau menjadi unit – unit kecil yang disebut blastomer.
B. Stadium Morula
Morula adalah salah satu stadium dari perkembangan embrio pada saat pembelahan mencapai 32 sel, ciri-ciri dari stadium morula adalah bentuknya seperti murbai (Balisky, 1970). Lagler (1956) menyatakan pada stadium morula pembelahan zigot berlangsung cepat sehingga sel anak tidak sempat tumbuh, dan akan mengakibatkan sel anak makin lama maki kecil, sesuai dengan tingkat pembelahan. Morulasi adalah proses pembentukan morula. Morula ini merupakan produk akhir dari cleavage, pada waktu blastomer berjumlah sekitar 16-32. Selama morulasi zona pelusida tetap utuh. Dengan demikian dapat dipahami mengapa besar morula hampir sama dengan besar zigot (Sukra, 1989).
C. Stadium Blastula
Blastulasi adalah proses perkembangan morula menjadi blastula. Pada stadium blastula, blastomer membelah beberapa kali sehingga blastomer makin mengecil, tetapi besar blastula tidak berbeda dengan besar morula (Sukra, 1989). Nelsen (1953) menyatakan Blastulasi adalah suatu proses dalam perkembangan embrio yang menghasilkan pembentukan blastula. Blastula tersusun atas campuran sel – sel blasatomer dalam rongga yang penuh cairan.
D. Stadium Gastrula
Nelsen (1953) menyatakan Gastrula adalah proses pembelahan bakal organ yang telah terbentuk pada stadium blastula. Bagian-bagian yang terbentuk nantinya akan menjadi organ atau suatu bagian organ. Stadium gastrula adalah sebagai kelanjutan dari stadium blastula, lapisannya berkembang dari satu menjadi dua lapis sel, awal dari stadium gastrula ini terjadi begitu stadium blastula selesai.
E. Organogenesis
Organogenesis adalah pembentukan organ (alat tubuh). Sejalan dengan proses pembentukan embrio atau embriogenesis terjadi proses pembentukkan alat tubuh embrio yang disebut organogenesis (Sukra, 1989). Organogenesis berlangsung setelah stadium gastrula. Nelsen (1953) menyatakan pada stadium organogenesis terjadi pembentukan organ tubuh.
Organ yang terbentuk dari jaringan neural antara lain otak, mata, bagian dalam alat pencernaan makanan dengan kelenjarnya dan juga sebagian dari kelenjar endokrin (Effendie, 1985)
F. Proses Penetasan Embrio Ikan
Proses penetasan embrio ikan terjadi bila embrio telah lebih panjang dari diameter cangkangnya (Lagler, 1972). Effendie (1985) menyatakan pada waktu akan terjadi penetasan, embrio sering mengubah posisinya karena kekurangan ruang di dalam cangkangnya.
Sumber : Pembenihan Ikan Mas Merah NAJAWA
Semoga Bermanfaat…