BUDIDAYA

Pentingya nursery pond dalam budidaya udang

Pada pemeliharaan udang di Indonesia, umumnya benur yang dibeli langsung dipersiapkan untuk ditebar di lokasi pembesaran. Namun demikian, di beberapa Lokasi bahkan di luar negeri, benur yang datang tidak langsung masuk di tambak pembesaran, namun ditempatkan di suatu wadah yang disebut dengan nursery pond. Nursery pond merupakan suatu tambak sementara dimana post larva udang akan dipelihara sebelum ditebar pada tambak pembesaran. Pemeliharaan udang dengan menggunakan nursery pond memiliki beberapa tujuan diantaranya:

  1. Menghasilkan juvenil/tokolan yang lebih kuat
  2. Mengurangi lama pemeliharaan di tambak pembesaran
  3. Memperbaiki bobot dan meningkatkan keseragaman udang
  4. Meningkatkan ukuran udang
  5. Perhitungan pakan dan panen lebih mudah karena keakuratan tingkat kelangsungan hidup saat tebar.
  6. Meningkatkan kelangsungan hidup udang. Sebagian besar kematian udang terjadi 6 minggu pertama pasca tebar. Pada nursery pond, keberadaan hama predator dan kompetitor dapat diminimalisir, ketersediaan pakan lebih banyak dan kualitas air juga lebih maksimal. Saat udang dipindahkan ke tambak pembesaran, secara otomatis udang memperoleh air baru dan pertumbuhan udang akan lebih maksimal dengan kondisi lingkungan budidaya yang lebih optimal. Nursery pond juga penting untuk menekan pertumbuhan bakteri
  7. Mempermudah manajemen pemeliharaan.

Lokasi nursery pond

Nursery pond paling baik dibangun berdekatan dengan tambak untuk menghindari stress akibat transportasi. Di negara-negara yang sudah menerapkan pemeliharan system ini, nursery pond biasanya dikelola oleh pemilik tambak, bahkan lebih seringnya adalah pengusaha budidaya udang memiliki hatchery, nursery pond, hingga tambak. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa udang sepanjang masa produksi dalam pengawasan dan meminimalisir muncul dan berkembangnya penyakit.

Bentuk/desain nursery pond

Nursery pond dapat berbentuk indoor maupun outdoor. Sistem indoor memiliki kelebihan dibandingkan outdoor Dimana biosekuriti akan lebih mudah dikontrol. Namun demikian dibutuhkan lebih banyak sumber Listrik untuk penerangan. Proses penempatan benur pada nursery pond sama seperti tebar di tambak pemeliharaan dimana udang harus diaklimatisasi terlebih dahulu. Pada umumnya, benur dipelihara di nursery pond pada ukuran PL 5-10. Nursery pond paling baik dengan sistem tertutup, dengan masa pemeliharaan 20-30 hari hingga 42 hari atau beratnya mencapai 1gr.

Berikut adalah contoh desain nursery pond

 

Gb. Contoh desain nursery pond (redraw) ( credit to Cordover, 1989)

Ket:
nursery I: untuk PL20, udang dipelihara 6 minggu hingga 1-2gr
Nursery II: berat tebar 1-2gr, lama pemeliharaan 6 minggu hingga 8-10gr
Fattening: berat tebar 8-10gr, lama pemeliharaan 13 minggu hingga 25-30gr

Pemodelan nursery pond seperti pada gambar, mempermudah pemanenan udang secara bertahap. Tambak didesain dengan posisi nursery pond I lebih tinggi dari nursery pond II dan fattening. Hal ini akan mempermudah pemindahan antar kolam dan proses pengeringan akan lebih maksimal.

Ukuran tambak dan kepadatan nursery pond.

Nursery pond biasanya berukuran 0,1-1ha (lebih kecil dari tambak pembesaran). Di kolam ini, udang dipelihara dengan kepadatan 100-300 ekor/m2 pada nursery pond tanah dan 500-1000 ekor/m2 pada nursery pond dengan sistem kolam intensif. Pada satu studi, penggunaan nuersery pond dengan padat tebar rendah dapat memicu pertumbuhan dibandingkan dengan padat tebar tinggi. Padat tebar tinggi dapat mengakibatkan perilaku agresif dan kanibal sehingga dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup udang. Disamping itu, padat tebar tinggi dapat menurunkan kualitas air secara cepat dan menimbulkan akumulasi sedimen. Keberhasilan nursery pond bergantung pada kualitas air dan pakan yang baik, sehingga dampak padat tebar tinggi dapat diminimalisir.

Pakan pada nursery pond

Di nursery pond, benur diberi pakan 2-6 kali sehari dengan pelet yang mengandung protein 30-45%, pakan alami seperti ikan dan kerang. Di awal pemeliharaan (berat benur 0,001-0,01gr), benur diberi pakan hingga 4 kali sehari dengan feeding rate 25-50% dari bobot. Di akhir pemeliharaan, feeding rate diturunkan hingga < 10%. Diharapkan di akhir pemeliharaan nursery pond, berat udang mencapai 0,5-1gr dengan tingkat kelangsungan hidup 70-80%.

Pengelolaan air budidaya

Setelah DOC 7, sebanyak 5% dari total volume air di nursery pond dapat dibuang dan hal ini dapat dilakukan setiap dua hari pada minggu kedua dan dua kali sehari di minggu ketiga. Kemudian dapat dimasukkan air yang baru. Sistem semibioflok juga dapat diterapkan dengan pemberian molase dan probiotik ke dalam pakan.

Pemindahan ke tambak pembesaran

Pemindahan benur dari nursery pond ke tambak pembesaran dilakukan dengan mengosongkan nursery pond dan memindahkan juvenil ke tambak pembesaran yang telah diaerasi. Saat proses pemindahan udang diukur dan ditimbang serta dihitung jumlahnya. Hal ini untuk mengestimasi jumlah kelangsungan hidup yang lebih akurat. Lokasi nursery pond disarankan tidak jauh dari tambak pembesaran. Hal ini tentunya akan mempermudah pemindahan benur ke tambak pembesaran melalui pipa atau selang dengan sistem gravitasi sekaligus meminimalisir stress. Apabila proses nursery ini akan dijadikan sebuah bisnis dimana udang dijual dalam bentuk tokolan, hal yang harus diperhatikan adalah transportasi untuk menghindari stress pada udang sebab udang yang dikirim berukuran lebih besar. Hal lain yang harus diperhatikan dari proses budidaya menggunakan nursery pond, disamping resiko munculnya stress adalah biaya produksi dapat menjadi lebih tinggi karena penerapan tahapan ini. Pembudidaya juga harus mempersiapkan lahan baik dari konstruksi maupun operasional nursery pond ini.

Referensi untuk dibaca

Cordover, R. 1989. Nursery Pond. AustAsia Aquaculture Magazine  3(6)

Fast, A.W. & Lester, L.J. 2013. Marine Shrimp Culture: Principles and Practices. Elsevier

De YTA, A.G., D.B. Rouse, D.A. Davis. 2004. Influence of Nursery Period on the Growth and Survival of Litopenaeus vannamei Under Pond Production Conditions. Journal of the world aquaculture society 35(3): 357-365

Lovell, T. 2012. Nutrition and feeding of fish. Springer Science & Business Media

Asaad, M.A.I.J & Rachmansyah. 2021. Small scale shrimp (Litopenaeus vannamei) nursery technology at high stocking density. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 860

Nigel. 2023.IISAP UQ Training 2023.

Safran, P. 2009. Fisheries and Aquaculture – Volume IV. EOLSS Publications.

 

Most Popular

To Top