Risiko merupakan kata yang sudah lazim didengar setiap hari. Biasanya berkonotasi negatif, sesuatu yang kurang disukai dan sebisa mungkin harus dihindari. Risiko itu sendiri muncul karena terjadinya ketidakpastian. Contoh, bila seseorang melakukan investasi logam mulia atau emas. Jika harga tengah naik, maka akan mendapatkan keuntungan, bila selisih harga saat itu lebih tinggi dibandingkan harga beli. Namun bila sedang turun dan kemudian berniat menjual, maka akan rugi. Karena harga saat itu lebih rendah dari harga saat beli. Ketidakpastian harga naik atau turun itulah yang menyebabkan munculnya risiko.
|
Ilustrasi risiko |
Pengertian risiko bermacam-macam. Risiko biasanya diartikan sebagai:
- Kejadian yang berpotensi merugikan;
- Peluang terjadinya sesuatu yang dapat berdampak pada pencapaian tujuan;
- Kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.
Risiko pula memiliki beragam jenis; mulai dari risiko bisnis, risiko kecelakaan, kebakaran, kerugian, fluktuasi kurs, dan perubahan tingkat bunga. Salah satu cara untuk mengelompokan risiko adalah dengan melihat tipe-tipe risiko, yaitu: risiko murni dan risiko spekulatif.
JENIS -JENIS RISIKO
1. Risiko Murni
Risiko Murni yaitu risiko dimana hanya ada kemungkinan kerugian, seperti kecelakaan dan kebakaran. Berikut ini contoh risiko murni.
Tabel Risiko Murni
Tipe
Risiko
|
Definisi
|
Ilustrasi
|
Risiko Aset
Fisik
|
Risiko yang
terjadi karena adanya kejadian tertentu yang berakibat buruk (kerugian) pada
aset fisik perusahaan
|
§ Kebakaran yang
terjadi pada Gudang atau bangunan perusahaan.
§ Banjir yang
mengakibatkan kerusakan pada bangunan dan peralatan.
|
Risiko Karyawan
|
Risiko karena
karyawan perusahaan mengalami peristiwa yang merugikan
|
Kecelakaan
kerja, sehingga mengakibatkan karyawan cedera dan membuat kegiatan
operasional perusahaan terganggu.
|
Risiko Legal
|
Risiko kontrak
tidak sesuai yang diharapkan, dokumentasi yang tidak benar
|
Terjadi
perselisihan, menyebabkan perusahaan lain menuntut ganti rugi.
|
Sumber: Manajemen Risiko (Hanafi, 2009, diolah)
2. Risiko Spekulatif
Risiko Spekulatif yaitu, dimana ada kemungkinan untung dan rugi. Contohnya, membuka warung kelontong. Pengelola pasti berharap mendapatkan untung, namun di dalam usaha tersebut juga berpotensi mendatangkan kerugian. Apalagi bila tidak dikelola dengan baik. Risiko spekulatif juga merupakan salah satu risiko bisnis. Berikut ini contoh risiko spekulatif.
Risiko Spekulatif
Tipe
Risiko
|
Definisi
|
Ilustrasi
|
Risiko Pasar
|
Risiko yang
terjadi dari pergerakan harga atau volatilitas harga pasar
|
Harga pasar
produk perusahaan mengalami penurunan, menimbulkan kerugian perusahaan
|
Risiko Kredit
|
Risiko karena
counterparty gagal memenuhi kewajibannya kepada perusahaan
|
Pelanggan tidak
mampu membayar kewajibannya, atau piutang dagang tidak terbayar
|
Risiko
Likuiditas
|
Risiko tidak
dapat memenuhi kebutuhan kas, risiko tidak bisa menjual dengan cepat, karena tidaklikuid
atau gangguan pasar
|
Perusahaan tidak
memiliki kas yang memadai untuk membayar kewajiban (membayar utang). Perusahaan
terpaksa menjual tanah dengan harga murah untuk memenuhi kebutuhan kas
|
Risiko
Operasional
|
Risiko kegiatan
operasional tidak berjalan lancar sehingga menimbulkan kerugian; kegagalan
sistem; kesalahan manusia; pengendalian dan prosedur yang kurang
|
Prosedur
pengawasan perusahaan tidak berjalan semestinya, sehingga terjadi pencurian
barang perusahaan oleh karyawan
|
Sumber: Manajemen Risiko (Hanafi, 2009, diolah)
Selain dikelompokkan berdasarkan tipe, risiko perusahaan juga dikelompokkan menjadi; risiko keuangan dan risiko non-keuangan.
a. Risiko Keuangan
Berdasarkan penyebab terjadinya risiko, risiko keuangan terdiri dari empat jenis risiko, yaitu:
- Risiko Pasar; Risiko ini muncul akibat perubahan harga pasar aset yang diperdagangkan, seperti persediaan barang.
- Risiko Kredit; Risiko kerugian keuangan akibat pelanggan gagal membayar utang.
- Risiko Operasional; Risiko kerugian keuangan akibat kegagalan operasional, seperti kesalahan yang dilakukan karyawan dalam menghitung kebutuhan bahan baku.
- Risiko Reputasi; Risiko kerugian keuangan akibat turunnya reputasi atau nama baik perusahaan, seperti menurunnya kualitas produk atau produk yang diberikan tidak sesuai dengan yang dijanjikan.
b. Risiko Non Keuangan
Risiko non-Keuangan ini dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu:
- Perspektif Mikro; Risiko yang timbul karena ketidakpastian yang terjadi pada internal perusahaan, seperti faktor manusia, proses, kejadian, sistem dan teknologi.
- Perspektif Makro; Risiko yang timbul karena ketidakpastian yang datang dari eksternal, seperti kebijakan pemerintah, industri, lingkungan bisnis domestik, sosial dan lingkungan bisnis internasional.
Sumber : Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia. Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Semoga Bermanfaat…