BUDIDAYA

Musuh Alami Hama Padi Jenis Predator (Pemangsa)


Kalau kita amati di pertanaman padi, banyak kita jumpai beranekaragam jenis serangga, ada belalang, wereng, capung, katak, keper, ulat, laba-laba dan lain sebagainya. Apakah semua serangga-serangga tersebut merupakan hama bagi tanaman padi? nah… ini mungkin yang perlu dipahami oleh rekan-rekan petani kita. Karena dari beberapa pengalaman, jika kelihatan ada belalang di tanaman padi nya, rekan petani kita sudah buru-buru membeli insektisida untuk membasminya. Memang, setelah kita semprot dengan insektisida, sepertinya rasanya plong, puas,… (pasti gak ada lagi belalang nih…). Namun, pernahkah kita mengamati setelah penyemprotan kalo belalang tadi telah mati kena semprot kita?
Hama
mempunyai kemampuan berkembang biak yang tinggi guna mengimbangi adanya tingkat
kematian tinggi  pula dalam
mengahadapi alam. Misalnya satu induk wereng batang coklat padi sebtulnya dapat
menghasilkan banyak keturunan, tetapi karena bekerjanya predator sehingga hanya
1 atau 2 dewasa yanga dapat hidup setelah satu generasi. Bukanlah sesuatu yang
luar biasa bila terjadi mortalitas sebesar 98-99%. Kalau tidak demikian,
tingkat kepadatan hama akan terjadi ledakan.

Musuh
alaminya juga mempunyai musuhnya sendiri di alam. Setiap jenis parasit atai
predator juga mempunyai predator, parasit dan penyakitnya sendiri. Kebanyakan
predator bersifat kanibalistik atau memakan temannya sendiri. Perilaku ini ada
baiknya, karena dapat menjamin bahwa meskipun dalam keadaan tanpa mengsa di
lapangan masih terdapat beberapa predator yang tetap hidup dan melanjutkan
siklusnya.
Keseimbangan
alami antara serangga hama dan musuh alaminya antara serangga hama dam musuh
alaminya sering diganggu oleh penggunaan racun serangga yang tidak tepat.
Meskipun dalam keadaan tertentu insektisida masih kita perlukan, namun
penggunaannya harus secara bijaksana agar dapat menyelamatkan dan melestarikan kehidupan
alami yang sangat peka teresebut.
Predator
(Pemangsa) merupakan golongan makhluk hidup yang paling penting sebagai
pengendali kehidupan oraganisme pada tanaman padi, tiap predator akan memakan
banyak mangsa sepanjang hidupnya. Predator mempunyai bentuk yang sangat mudah
dilihat kendatipun kerap kali/ada beberapa yang masih sulit dibedakan dengan
hama yang banyak terdapat di sekitar tanaman padi. Beberapa jenis predator
seperti laba-laba kerdil (Atypena Formosana), kumbang kubah (Micraspis hirashimai)
, dan kumbang tanah (Ophionea nigrofasciata), mencari mangsa seperti wereng
daun, wereng batang, ngengat dan larva penggerek batang serta ulat pemakan daun
di pertanaman padi. Laba-laba lebih menyenangi mangsa yang bergerak kendatipun
beberapa diantranya dapat menyerang kelompok telur. Banyak jenis laba-laba
berburu mangsa hanya pada malam hari, sementara jenis yang lain membuat jala
pernagkap kemudian dikumpulkan dalam jala tersebut sepanjang siang dan malam
hari.
Banyak
jenis kumbang, diantaranya belalang predatos dan jengkerik ternyata lebih
menyukai mangsa berupa telur serangga. Tidak jarang dijumpai bahwa 80-90 %
telur serangga hama tertentu menjadi makanan predator . Seekor laba-laba
pemburu dewasa dapat menyerang 5-15 wereng batang padi coklat tiap hari.
Kebanyakan pada tahap menjelang dewasa dan dewasa, predator memangsa serangga
hama lebih banyak karena untuk perkembangan hidupnya. Predator lain, seperti
kepinding air buas hidup pada permukaan air sawah. Apabila pada waktu serangga
hama seperti wereng, larva kecil penggerek batang dan penggulung daun sedang
berpencar, sehingga banyak yang jatuh dipermukaan air dan kemudian diserang
oleh kepinding air buas atau predator lainnya.
Predator
cenderung merupakan pemangsa yang umum dan sering juga menyerang spesies
serangga berguna lainnya. Hal ini dapat terjadi terutama bila jumlah makanan
yang tersedia terbatas. Namun pada umumnya predator akan memakan jenis serangga
yang paling melimpah dijumpai pada pertanaman seperti serangga-serangga hama
tanaman. Perlu disadari bahwa serangga hama secara ekonomis adalah baik untuk
memelihara adanya populasi predator, sehingga dapat mencegah terjadinya ledakan
hama yang menimbulkan kerusakan.


Untuk membiakan secara massal predator dan kemudian dilepaskan di sawah diperlukan
biaya yang snagat mahal. Hal ini tidak perlu dilakukan karena sudah banyak
predator ada disawah petani. Predator-predator  tersebut  dengan perlu dijaga
keberadaannya, antara lain dengan cara mengurangi penggunaan  insektisida  yang 
memiliki  daya  racun luas. Penggunaan insektisida sebaiknya dipilih jenis yang
meracuni hama tanpa meracuni predator. 
Semoga bermanfaat… 
Sumber: cyber Extension
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top