gejala

Morilyan virus (MoV) pada udang

Nama lain:  –

Etiologi/ penyebab
Mourilyan virus (MoV) dari Bunyavirus. Virus berbentuk ovoid, beramplop, berdiameter 85-100nm, bereplikasi di sitoplasma [1]. Infeksi dari MoV seringkali berbarengan dengan infeksi dari GAV (Gill Associated Virus) pada kasus mid crop mortality syndrom (MCMS) udang windu. Namun demikian, dari studi membuktikan bahwa MCMS disebabkan oleh GAV dan bukan MoV. Udang windu juga dinilai mampu bertahan pada infeksi berat MoV dan kematian udang lebih disebabkan oleh infeksi GAV [3].  Pada studi yang dilakukan menggunakan P. Japonicus, diketahui bahwa kematian oleh infeksi MoV dimulai pada hari ke 4-6  dengan tingkat kelangsungan hidup hingga hari ke 56 adalah 11% [5].

Hospes
P. monodon, P. japonicus [1], P. merguiensis [5]. Terdeteksinya MoV pada P. merguiensis berdasarkan pada skrining PCR dan virus ini tidak menghasilkan infeksi produktif serta jumlahnya sedikit [5].

Stadium rentan
Udang muda hingga dewasa[1].

Epizootiologi
Virus ini pertama kali dilaporkan terjadi pada udang windu di Utara Queensland pada tahun 1996 [4]. Virus ini menular secara horizontal dari memakan jaringan yang terinfeksi. Penularan secara vertikal masih memungkinkan namun belum ada laporan terkait. Virus ini dilaporkan terjadi di Australia, Malaysia, Fiji, Vietnam dan Thailand [1].

Faktor pendukung

Gejala Klinis
Tidak ada gejala makroskopis yang teramati [1]. Pada udang P. japonicus dengan infeksi akut MoV, organ limfoid dapat mengalami pembesaran akibat akumulasi spheroid. Infeksi akut hanya ditandai dengan kematian dengan sebab yang tidak jelas dan semakin meningkat di saat siklus molting [5].

Perubahan patologi
Pada udang monodon, virus ini menginfeksi organ limfoid dengan terbentukan Spheroid organ lymphoid (LOS), epitel kutikula, jaringan di bawah lambung, antennal gland, insang, jantung, jaringan ikat hepatopankreas, jaringan hematopoietik, syaraf. Spheorid juga menyebar pada organ lain seperti insang dan jaringan ikat berbagai organ, atau yang disebut dengan spheroid ektopik [1]. Pada P. japonicus, MoV terdeteksi di midgut dan syaraf [4].

Diagnosa banding

Metode Diagnosa
Diagnosa infeksi akut sulit dilakukan karena ketiadaan gejala tau perubahan patologi yang terlihat [5]. Diagnosa awal hanya dapat dilakukan dengan surveilans menggunakan RT-nested PCR dari organ lymphoid, hemosit, insang pada juvenil, dewasa dan post larva [1]. Pada infeksi rendah, organ hemosit dan insang paling sesuai digunakan sebagai sampel. Sedangkan pada udang sehat dengan infeksi MoV yang tidak begitu jelas, In situ hibridisasi dapat digunakan [2]. Histopatologi dapat digunakan untuk melihat keberadaan LOS. Mikroskop elektron mampu mengonfirmasi keberadaan virus ini [1].

Pencegahan dan Pengendalian
Belum ada pengobatan dari virus ini. Udang disarankan untuk dipindahkan ke area bebas virus [1]. Skrining induk dan benur menjadi satu-satunya cara mendeteksi lebih awal di hatchery dan pembesaran. Stress juga berkontribusi terhadap peningkatan prevalensi virus ini [5].

Referensi

  1. OIE. 2007. Mourilyan virus. OIE Aquatic Animal Disease Cards
  2. Cowley J.A., Mcculloch R.J., Rajendran K.V., Cadogan L.C., Spann K.M. & Walker P.J. (2005). RT-nested PCR detection of Mourilyan virus in Australian Penaeus monodon and its tissue distribution in healthy and moribund prawns. Diseases of Aquatic Organisms, 66, 91–104.
  3. Dang T. H. Oanh, P.J. Walker, M.C. W. van Hulten,J.A. Cowley. 2011. Pathogenicity of gill-associated virus and Mourilyan virus during mixed infections of black tiger shrimp (Penaeus monodon). Journal of General Virology 92: 893–901
  4. Cowley J.A., Mcculloch R.J., Spann K.M., Cadogan L.C. Walker P.J. (2005). Preliminary molecular and biological characterisation of Mourilyan virus (MoV): A new bunyarelated virus of penaeid prawns. In: Diseases in Asian Aquaculture V. Proceedings of the 5th Symposium on Diseases in Asian Aquaculture, Walker P.J., Lester R.G. Bondad-Reantaso M.G., eds. Fish Health Section, Asian Fisheries Society, Manila, pp. 113–124.
  5. Kibenge, F.S.B. dan Godoy, M.G. (Ed). 2016. Aquaculture Virology. Elsevier: UK

Most Popular

To Top