foto: Balitbangtang |
Salah satu penyakit yang menjadi momok bagi petani cabe yaitu Patek. Serangan penyakit patek, busuk buah atau
antraknosa pada tanaman cabe dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar dan
bahkan serangan penyakit ini menimbulkan kegagalan panen yang diakibatkan
rusaknya buah cabe. Para petani kita dalam budidaya cabe pada umumnya belum menerapkan
sepenuhnya kaidah-kaidah budidaya cabe yang benar (tradional) sehingga
mengakibatkan usaha agribisnya belum memberikan hasil yang optimal dan banyak
merugi.
cabe perlu menerapkan Standar Opersional Prosedor (SOP) yang berdasarkan atas
norma budidaya yang baik dan benar (Good Agriculture Praktices/GAP)
Tanaman (OPT) dilakukan dengan sistem terpadu untuk menurunkan populasi OPT
atau intensitas serangan sehingga tidak merugikan secara ekonomis dan aman bagi
lingkungan. Salah satu kegiatan pengendalian OPT yang sangat menentukan
keberhasilan usaha agribisnis cabe yang merugikan petani adalah serangan
penyakit patek atau antraknosa pada tanaman cabe.
Penyakit patek atau antraknosa yang menyerang pada tanaman cabe yang disebabkan
oleh penyakit patek atau antraknosa menyerang tanaman pada saat kelembaban
udara tinggi ± 95 % dan suhu udara rendah dibawah 320 C dan cendawan tersebut
bila menyerang pada biji cabe dapat bertahan hingga 9 bulan.
awal berupa bercak coklat kehitaman pada permukaan buah cabe, kemudian menjadi
busuk lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan-kumpulan titik-titik
hitam yang merupakan koloni cendawan. Pada bagian tengah buah tampak bercak
kumpulan titik hitam yang merupakan kelompok seta dan konidium. Sedangkan
tanaman yang terserang patek akibat infeksi cendawan gloesperium sp.
Menunjukkan bercak coklat dengan bintik berlekuk. Pada bagian tepi bintik
tersebut berwarna kuning membesar dan memanjang. Jika kelembaban tinggi
cendawan akan membentuk lingkaran memusat atau konsintrik berwarna merah jambu.
Serangan berat akan menyebabkan seluruh buah keriput dan mongering. Warna kulit
buah menyerupai jerami padi dan dalam kondisi cuaca panas dan lembab dapat
mempercepat perkembangan penyakit ini.
buah atau antraknosa
a. Perlakuan biji benih cabe dengan cara merendam biji dalam air panas (550C)
selama 30 menit atau perlakuan dengan fungisida sistemik golongan Triazole dan
Pryrimidian (0,05 – 0,1 %)
b. Melakukan sanitasi rumput –rumput disekeliling tanaman dan buah cabe yang
terserang penyakit patek, busuk buah atau antraknosa buahnya dikumpulkan dan
dimusnakan.
c. Menanam benih yang bebas pathogen pada lahan yang tidak kontaminasi oleh
pathogen penyakit patek, busuk buah atau antraknosa, baik itu di pesemaian atau
di lahan usahatani.
d. Menanam cabe varietas genjah untuk menghindari infeksi, yaitu usaha
memperpendek periode ekspose tanaman terhadap sumber inokulum.
e. Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan inang solanaceae
f. Memperbaiki aerasi tanah agar tidak terjadi genangan air dan kelembaban yang
cukup tinggi, dengan membuat guludan setinggi 40 – 50 cm.
g. Memanfaatkan agens antagonis Trichoderma spp dan Gliocladium spp.
Mengaplikasikan pada kantong pesemaian sebanyak 5 gram per kantong
diaplikasikan 3 hari sebelum benih ditanam atau bersamaan dengan penanaman
benih cabe.
h. Memanfaatkan mikroba antagonis Psudomonas Fluorescens dan Bacillus subtilis,
diaplikasikan muai fase pembungaan hingga 2 setelah pembungaan dengan selang
waktu 1 minggu.
i. Apa bila gejala serangan penyakit pada buah semakin meluas dapat digunakan
fungisida yang afektif dan sudah terdaftar/dianjurkan.
Sumber : Balitbangtang Direktorat Tanaman Hias Direktorat Jenderal