Ketika sakit,
kebanyakan ikan akan berhenti makan. Gejala ini merupakan gejala awal dari
permasalahan budidaya ikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
pemberian obat dalam pakan. Pakan yang mengandung obat ini disebut dengan Medicated Feed. Cara ini cukup
umum dilakukan pada budidaya ikan dibandingkan budidaya kerang. Dan ikan hias, termasuk
salah satu komoditas yang paling sering diberikan obat melalui metode ini.
Pemberian obat
bersamaan dengan pakan memiliki kelebihan, disamping lebih praktis, cara ini mampu
mengurangi munculnya gejala penyakit, keparahan, bahkan kematian. Pemberian
obat dengan metode ini cukup efektif digunakan pada ikan yang dibudidayakan
dalam wadah besar. Cara pemberiannya juga lebih aman dibandingkan injeksi
ataupun perendaman. Namun demikian, pengobatan melalui pakan memiliki
kekurangan yakni kurang ekonomis dan keberhasilannya bergantung pada status dan
sifat dari tiap-tiap penyakit. Meskipun merupakan metode termudah untuk pengobatan pada ikan, pemberiannya harus dilakukan dengan segera dan cepat sebelum ikan sama sekali tidak
makan.
Pada dasarnya
berbagai agen antimikrobial termasuk antibiotik, antifungal, antiparasit bisa
dipergunakan dalam formulasi pakan ikan. Sayangnya ada beberapa obat
diperbolehkan dicampur dengan pakan. Pakan yang mengandung obat bisa tersedia
dalam skala komersial, baik berbentuk pelet terapung maupun tenggelam. Pada
pelet kering, obat sebelumnya dilarutkan dalam air atau minyak. Obat disiapkan
untuk dicampur menggunakan binder atau bahan pengikat, bisa gelatin (hingga
5%), ikan, minyak sayur atau disemprotkan atau dengan melapisi pakan. Obat dan
pakan harus dicampur merata sehingga menutupi pelet. Pengeringan permukaan
pelet atau pelapisan dengan minyak akan mengurangi pemuruhan obat. Untuk pakan
basah, obat dicampur terlebih dahulu dengan bahan pakan lalu dicetak. Jika
menggunakan alat pencampur atau mikser, pelet dimasukkan terlebih dahulu, lalu
obat, dan bahan pengikat. Kendala umum yang ditemukan dalam persiapan pakan
bersalut obat ini adalah homogenesitas yang sulit tercapai. Apabila
memungkinkan, sejumlah sampel baiknya diambil untuk melihat homogenesitas
pakan. Untuk penyimpanan, sama seperti pakan ikan biasa, pakan yang mengandung
obat sebaiknya disimpan pada tempat yang kering dan sejuk. Jika memungkinkan
pakan diletakkan pada freezer untuk penyimpanan jangka panjang. Pakan tersebut
yang sudah tidak dipakai lagi disimpan pada suhu kamar dan dibuang setelah 3-4
bulan
Pada penerapan,
pemberian obat melalui pakan dapat dilakukan untuk jangka pendek maupun jangka
panjang. Pengobatan melalui pakan jangka pendek umum digunakan untuk menangani
infeksi bakterial. Sedangkan untuk jangka panjang dosis yang digunakan biasanya
lebih rendah dan bertujuan untuk pencegahan ataupun pemicu pertumbuhan. Namun
demikian, penggunaan obat khususnya antibiotik dalam pakan sebagai pencegahan
tidak dianjurkan.
Pada penggunaan
obat melalui pakan, terdapat beberapa faktor yang membatasi keefektifan metode
ini. Pertama, secara umum, ikan tidak menyukai rasa dari pakan yang dicampur
obat. Beberapa jenis obat palatabilitasnya kurang atau terasa pahit. Hal ini
dapat diatasi dengan meningkatkan kadar tepung ikan hingga 16%. Peningkatan
palatabilitas juga dapat dilakukan dengan menambagkan tepung hati. Kedua, pada
saat sakit, secara umum ikan tidak bersemangat makan sehingga konsumsi pakan
tidak banyak dan dosis obat yang diberikan bisa jadi tidak mencukupi. Jika
hanya ikan aktif saja yang makan, rasio pakan harus lebih optimal dan
frekuensinya diperbanyak.
Selain kedua hal tersebut,
permasalahan dalam penggunaan obat yang dicampur pakan adalah larutnya obat
dalam air, terutama pada obat yang melapisi permukaan pelet. Larutnya obat ini
ditentukan oleh faktor kelarutan air akan suhu, bahan kimia, waktu pemberian,
dan ukuran pelet. Semakin kecil pelet, potensi larutnya makin besar. Pemberian
pakan ini dalam suhu tinggi akan mempengaruhi peluruhan obat. Permasalahan
palatabilitas dan peluruhan ini dapat diatasi dengan menggunakan binder khusus
yang mengnsung alginat sehingga obat dapat melekat hingga beberapa jam di air.
Binder juga sebaiknya mengandung atraktan untuk meningkatkan palatabilitas.
Binder lain yang mengandung asam lemak poliunsaturated yang distabilisasi juga
dapat digunakan. Pada ikan laut, permasalahan pengobatan melalui pakan adalah
turunnya bioavailabilitas dari obat seperti antibiotik tetrasiklin karena
terikat dengan ion Mg dan Ca yang banyak ditemukan di air laut. Obat yang tidak
larut ini akan mencemari lingkungan. Namun demikian, hal yang menarik dari ikan
laut adalah kecenderungannya untuk banyak minum air dibandingkan ikan air
tawar. Sehingga, meskipun di dalam saluran pencernaan obat tidak terserap bisa
berperan dalam mencegah masuknya patogen.
Dari berbagai hal
yang disebutkan di atas, hal lain yang perlu diperhatikan pada penggunaan
antibiotik adalah catatan pada label terkait waktu luruh obat sebelum ikan
dipanen dan dipasarkan. Jenis antibiotik yang digunakan juga harus mengacu pada
peraturan pemerintah mengenai penggunaan obat yang diizinkan. Hal ini penting
karena berkaitan dengan resistensi dan residu antibiotik pada ikan. Penggunaan
obat melalui pakan juga berpotensi menimbulkan cemaran pada lingkungan melalui
pakan yang tidak termakan atau hasil eliminasi pakan sebagai feses atau produk
buangan melalui urin dan insang. Fraksi
yang larut air akan bercampur dengan air sedangkan obat akan berasosiasi dengan
bahan organik dan tenggelam di dasar kolam. Pada sedimen, faktor seperti
kelarutan air, afinitas partikel organik, photostability, dan degradasi mikrobial
dan chemical menentukan keberadaan obat pada sedimen.
Untuk dibaca
Bai, S. C.,
Katya, K., & Yun, H. (2015). Additives in aquafeed. Feed and Feeding
Practices in Aquaculture, 171–202. doi:10.1016/b978-0-08-100506-4.00007-6
Craig.S. 2009.
Understanding Fish Nutrition, Feeds, and
Feeding. Virginia Cooperative Extension publication 420-256
Halver, J.E dan Hardy, R.W (Ed). 2002. Fish
Nutrition Third Edition. Academic Press: California
Kelly, A.M. Medicated feed for food fish. SRAC Publication 473
Lee, C.S., C. Lim, D.M. Gatlin III, & C. D.
Webster. 2015. Dietary nutrients, additives, and fish health. Wiley Blackwell:
New Jersey
Ranjan, A., N.P. Sahu, S. Gupta, Md Aklakur.
2017. Prospects of Medicated Feed in Aquaculture.Nutri Food Sci Int J 3(4): 1-9
