BUDIDAYA

Manajemen Kesehatan Udang

Manajamen kesehatan udang merupakan bagian dari biosekuriti untuk keberlanjutan produksi perikanan. Pemahaman mengenai lingkungan, biota, biologi spesies, penyakit, patogen, perkembangan penyakit, diagnosa, epidemiologi, dan pengendalian adalah faktor penting dalam manajamen penyakit udang. Mengapa manajemen kesehatan udang menjadi penting? yakni guna mengetahui munculnya penyakit sedini mungkin sehingga dapat melakukan respon lebih awal sebelum penyakit merebak dan meluas. Fokus manajemen kesehatan udang utamanya bersumber pada pencegahan baik pada pemeliharaan, aspek nutrisi, maupun pengelolaan stress. Teknik manajemen yang baik juga harus diterapkan. Hal ini perlu didukung dengan laboratorium kesehatan ikan yang mampu mendeteksi penyakit secara tepat lebih awal. Oleh karenanya pada budidaya masa kini, laboratorium kesehatan ikan banyak berkembang dengan peralatan yang personel yang telah dilatih.

Manajemen kesehatan udang ditekankan pada titik-titik kritis produksi untuk menurunkan resiko penyakit yang dapat berdampak terhadap kerugian ekonomi. Manajemen kesehatan udang yang didasarkan pada pemeriksaan penyakit dan pencegahan lebih baik dikembangkan daripada menyiapkan diri untuk melakukan penanggulangan penyakit. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan terbatasnya penggunaan antibiotik dan usaha meminimalisir penggunakan bahan kimia. Tahapan manajemen kesehatan udang dapat dibuat dalam sebuah program untuk memantau dan mengendalikan baik secara harian, mingguan, bulanan, bahkan tahunan. Meskipun resiko penyakit tidak dapat dihilangkan dan penyakit masih saja terjadi, namun dengan manajemen kesehatan yang baik tingkat kerugian dapat ditekan.

Aspek-aspek yang mencakup manajemen kesehatan udang diantaranya:
– Perencanaan tebar dan pertimbangan faktor musim
– Persiapan tambak: pengelolaan dasar tambak
– Air: persiapan air, monitoring dan manajemen kualitas air
– Benih: pemilihan benih dan prosedur penebaran
– pengamatan kesehatan udang: lakukan seminggu sekali
            – perubahan nafsu makan
            – perubahan perilaku
            – Kondisi lambung dan usus (penuh, feses, kosong, isi)
            – Kondisi eskternal (cangkang yang lunak, perubahan warna, insang udang yang berwarna coklat
              atau hitam, organisme pengganggu pada cangkang, ekor yang bengkok  atau kram, molting) 
– Udang dengan perubahan bentuk, ukuran, warna alat gerak, transparansi otot
– pertumbuhan dan FCR
– Karantina pada induk
– Manajemen pakan
– Pemicu stress seperti amonia, nitrat, pH yang tinggi, kadar oksigen dan karbondioksida, perubahan      salinitas, suhu, alkalinitas, molting, handling berlebih, logam berat, parasitisme
– pada hatcheri, perhatikan adanya bioluminescence saat kondisi gelap
– Perencanaan bila terjadi outbreak
– Penanganan penyakit

Pada
program manajemen kesehatan ikan, monitoring atau pemantauan menjadi kunci
utama. Pemantauan secara rutin membantu mengetahui keberadaan penyakit lebih
dini. Pengamatan secara visual dilakukan dengan mengamati perubahan pada udang
di anco. Pada umumnya, udang yang sehat akan memperlihatkan kondisi sebagai
berikut:


Gerakan aktif, normal, melompat bila anco diangkat

Memperlihatkan respon positif terhadap cahaya, bayangan, sentuhan, dan arus

Tubuh cerah, transparan, licin, tanpa ada kotoran atau lumut

Tubuh tidak keropos, anggota tubuh lengkap

Feses berbentuk panjang, berwarna coklat/hijau/hitam, tidak mengapung

Ujung ekor tidak geripis, tidak membengkak, tidak kusam, tidak berubah warna

Ekor dan kaki jalan tidak menguncup

Insang bersih, putih, jernih

Usus terisi penuh, tidak putus-putus

Pada program manajemen kesehatan ikan, monitoring atau pemantauan menjadi kunci utama. Pemantauan secara rutin membantu mengetahui keberadaan penyakit lebih dini. Sejumlah dokumen harus disiapkan oleh pembudidaya. Data tersebut bisa dibuat harian atau mingguan. Setidaknya, dokumen tersebut memuat data mengenai hal-hal berikut:

  1. Informasi mengenai induk dan data SR dari batch post larva
  2. Sertifikat pengujian kesehatan udang
  3. Informasi mengenai kondisi air dan tanah
  4. Pakan dan kesehatan udang
  5. Aktifitas budidaya lainnya seperti aplikasi bahan tertentu

Pada aspek yang lebih luas, manajemen kesehatan menjadi bagian dari peraturan dan kebijakan, terutama bila menyangkut dengan outbreak penyakit. Seluruh informasi harus diberikan secara jelas dan gamblang sebab ini adalah elemen dalam pengambilan keputusan untuk menangani penyakit. Badan di level nasional harus terlibat dan bertanggung jawab untuk menerapkan strategi manajemen kesehatan nasional dengan dasar standar internasional, petunjuk, atau rekomendasi organisasi internasional terkait.

 

Referensi

Alavandi, S.V., Vijayan, K.K., Rajendran, K.V. 1995. Shrimp Disease, Their Prevention and Control. Central Institute of Brackishwater Aquaculture: Madras

Arifin, Z., C. Kokarkin, T.P. Priyoutomo. 2007. Penerapan Best Management Practices (Bmp) Pada Budidaya Udang Windu (Penaeus Monodon Fabricius) Intensif. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau: Jepara

CIBA. 2005. Diagnosis and Management of Shrimp Diseases. Central Institute of Brackishwater Aquaculture: Chennai

Felix, S. 2013. Advances In Shrimp Aquaculture Management. Daya Publishing house: New Delhi

Global Aquaculture Alliance. 2006. Operating Procedures for Shrimp Farming. Global Aquaculture Alliance: Missouri, USA

Department of Primart Industries and Fisheries. 2006. Australian Prawn Farming Manual” Health Management for profit. Queensland Complete Printing Services: Queensland
P. Balasubramanian, Shyne Anand, Kannappan S and Biju I. F. Training manual on recent advances in farming of pacific white shrimp (Penaeus vannamei), Training manual series, no-14, 2018, 126 pp.

Most Popular

To Top