Instalasi perlistrikan harus dapat meminimalkan resiko kebakaran dan tersetrum (electrical shock). Tank‐tanki, peralatan permesinan atau benda yang terbuat dari metal, yang tidak memiliki konduksi listrik langsung terhadap air disekeliling kapal, harus memiliki penataan arde (earthing arrangements) untuk mengurangi resiko bahaya.
Daya yang dihasilkan oleh pembangkit listrik (generator harus mampu) memasok kebutuhan listrik baik AC maupun DC kesesulurahn kapal. Kebutuhan tenaga listrik yang umum diperlukan di kapal adalah 380/220/110 VA. Daya listril sebesar 380 VA biasanya digunakan untuk menggerakkan peralatan bertenaga besar misalnya, pompa, winch dan hoist. 220 VA umumnya digunakan untuk memasok kebutuhan penerangankapal, sedangkan yang bertenaga 110VA atau DC 24 VA digunakan untuk peralatan elektronik.
Sejauh dapat dilaksanakan, peralatan listrik tidak boleh dipasang di ruangan mengandung uap bensin atau gas hydrocarbon lainnya. Peralatan‐peralatan ini di pasang diruangan yang dilengkapi dengan peralatan peringatan adanya udara yang mudah terbakar.
Jika penerangan di kapal dikontrol secara sentral, harus juga disediakan sumberdaya alternatif, yang cukup untuk :
- Memungkinkan orang dapat berjalan menuju dek.
- Menurunkan peralatan keselamatan dengan baik
- Menerangi peralatan pertolongan orang jatuh ke laut, dan area disekitarnya.
- Memungkinkan bekerja pada peralatan‐peralatan penting.
Batere harus terpasang erat ditempatnya. Battery dengan charging power output maksimum lebih dari 0,2 kW harus ditempatkan di rauangan yang berventilasi baik. Sedangkan battere yang memiliki charging capacity lebih dari 2.0 kW haus ditempat kan di ruang berventilasi baik, atau di ruang atau dek terbuka. Batere yang digunakan untuk menjalankan peralatan kritis seperti peralatan navigasi dan komunikasi harus dijamin kelangsungsungan hidupnya, bila perlu dilengkapi dengan batere cadangan, atau pasilitas pengecasan.
Berbagai peralatan yang membutuhkan tenaga listrik di kapal dapat dilihat pada gambar 4.5, 4.6 dan 4.7 beserta keterangannya.
Pandangan samping penataan mesin pada kapal dengan posisi palkah ikan di | belakang |
Pandangan atas penataan mesin pada kapal dengan posisi palkah ikan di belakang |
Pandangan depan (front view) penataan mesin pada kapal dengan posisi palkah | ikan di belakang |
Keterangan untuk gambar :
- Lampu Kapal Penangkap Ikan (fishing light)
- Lampu Navigasi (Navigation Light)
- Lampu Sorot (Search Light)
- Life raft
- Saluran udara ke kamar mesin (supply vent to engine room)
- Lampu kerja deck (Deck flood light)
- Cerobong kamar mesin (Engine exhaust)
- Rol rantai jangkar (chain roller)
- Ceruk rantai (Chain locker)
- Urlup jangkar (chain hawse pipe)
- Bolder (bollard)
- Pintu geladak depan (acces to forcastle)
- Ruang ABK (4 tempat tidur)
- Kamar kemudi (wheel house)
- W.C.
- Dapur (Galley)
- Meja peta (Char table)
- Bunk
- Kompas (Compass)
- Pintu ke kamar mesin (engine removal hatch)
- Tangga (hand rail)
- Kamar mesin (engine room)
- Mesin utama (main engine)
- Tangki bahan bakar (Fuel tank)
- Pintu ke kamar mesin (hatch to engine room)
- Tangga kamar mesin (engine room ladder)
- Pipa hidrolik ke kamar winch
- Kotak batere (battery box)
- Palkah ikan yang diinsulasi (Insulated fish hold)
- Pintu Palkah
- Winch (3 drum)
- Pengatur wire
- Tutup palkah (Gantry)
- Net drum (Overhead net drum)
- Blok penghantar code end (cod end guide)
- Blok (top block)
- Gallow
- Tangki air tawar
- Gudang serang (boatswain store)
- Pintu gudang serang
- As propeller (propeller shaft)
- Dudukan as propeller
- Stern tube
- Propeller
Sumber : Supardi Ardidja. Kapal Penangkap Ikan. Sekolah Tinggi Perikanan Teknologi Penangkapan Ikan. Jakarta. 2007
Semoga Bermanfaat…