Instalasi tenaga penggerak kapal merupakan tata letak (penataan) mesin penggerak utama (main engine), as propeller, dan propeller. Penataan ini telah dibangun oleh galangan kapal berdasarkan rancangan naval arsitek yang harus memperhitungkan efektifitas, efisiensi, ergonomik, keselamatan dan disetujui oleh yang berwenang.
Mesin Penggerak di kapal dibagi menjadi dua jenis, yaitu mesin penggerak kapal dan mesin-mesin penggerak pembangkit listrik (electrical generator set). Instalasi perlistrikan adalah tata letak dan penataan seluruh jaringan listrik di kapal. Jaringan dan sistem kontrol listrik di kapal berdasarkan ketentuan SOLAS 1974 harus terdiri dari dua sistem. Sistem yang pertama adalah jaringan listrik biasa AC/DC, dan sistem yang kedua adalah jaringan sistem darurat. Jaringan sistem darurat harus menggunakan tenaga batterey (DC). Sistem perlistrikan harus dapat dikontrol baik sendiri-sendiri maupun terpusat dan dilengkapi dengan sistem peringatan dan pencegahan bahaya.
Penataan instalasi tenaga kapal juga harus dapat menghindarkan para masinis dan montir yang memperbaiki kapal dari bahaya yang timbul akibat peralatan bergerak (motor, Vbelt, roda-roda gigi, poros baling-baling), penetrasi partikel-partikel berbahaya ke mata, gas-gas hasil pembakaran (exhaust gases), terpeleset akibat minyak pelumas atau bahan-bahan pembersih, terutama apabila diakibatkan oleh adanya olengan kapal, serta tidak membatasi ruang gerak masinis saat melakukan pekerjaan pengontrolan dan perawatan mesin.
Dewasa ini pengontrolan mesin-mesin modern dengan putaran cepat menggunakan sistem pengontrolan listrik (electrical system controlling) untuk menghindarkan para masinis dari bahaya (alat). Kedua jenis tenaga ini saling terikat satu sama lain sehingga istilah mesin bantu sudah kurang tepat untuk digunakan.
INSTALASI MESIN PENGGERAK KAPAL
Menginstalasi mesin penggerak kapal adalah pelerjaan yang membutuhkan keahlian khusus dan ketelitian ekstra. Instalasi tenaga penggerak kapal merupakan tata letak (penataan) mesin penggerak utama (main engine), as propeller, dan propeller. Penataan ini telah dibangun oleh galangan kapal berdasarkan rancangan naval arsitek yang harus memperhitungkan efektifitas, efisiensi, ergonomik, keselamatan dan disetujui oleh yang berwenang.
Secara umum tenaga yang dihasilkan oleh mesin utama yang memutarkan propeller diatur oleh gigi transmisi (transmission gear) kemudian ditransmisikan melalui as propeller. Gigi transmisi di kapal hanya ada dua arah putaran yaitu putaran kiri atau putaran kanan dengan kata lain kapal hanya dapat digerakkan maju dan mundur. As propeller menghubungkan antara gigi transmisi ke propeller menembus lambung belakang kapal di tempat yang disebut dengan stern tube.
As propeller untuk kapal dengan ruang mesin di tengah atau di haluan memerlukan as yang panjang yangmungkin juga harus menembus dinding sekat kedap air yang memisahan kompartemen. Kemungkinan juga bahwa as propeller harus terdiri dari beberapa potongan (karena lokasi pemasangan dan bobotnya yang besar). Masing- masing potongan dihubungkan dengan plendes. Setiap ujung potongan as propeller itu sendiri dipasang pada dudukkannya.
Stern tube adalah suatu penataan khusus dimana as peropeller menembus dinding kapal, yang mampu menahan aliran air dari luar kapal baik akibat tekanan air laut maupun putaran propeller.
Pandangan samping (side view) penataan mesin pada kapal dengan posisi palkah ikan di tengah |
Pandangan atas (bird view) penataan mesin pada kapal dengan posisi palkah ikan |
Pandangan samping penataan mesin pada kapal dengan posisi palkah ikan di depan |
Pandangan atas penataan mesin pada kapal dengan posisi palkah ikan di depan |
Sumber : Supardi Ardidja. Kapal Penangkap Ikan. Sekolah Tinggi Perikanan Teknologi Penangkapan Ikan. Jakarta. 2007
Semoga Bermanfaat…