crassostrea gigas

Infeksi Ostreid herpesvirus 1 microvariant pada tiram

Nama lain:  infeksi OsHV-1 μVar [1], Pacific Oyster Mortality Syndrome (POMS) {4}

Etiologi/ penyebab:
herpesvirus OSHV-1 microvarian, dsDNA [1]. Terdapat dua genotipe yang berkaitan yakni OSHV-1 varian dan microvarian. OSHV-1 varian berbeda secara genetik namun tidak memiliki varian spesifik seperti yang ada pada microvarian[2].

Hospes :
moluksa bivalvia, pacific oyster Crassostrea gigas, C. angulate. Virus ini pernah terdeteksi pada kerang Mytilus edulis dan Donac trunculus dan tidak diketahui apakah keduanya berperan sebagai inang atau vector [1]

Stadium rentan :
seluruh stadia terutama pada tiram pada masa pertumbuhan, paling rentan stadia larva, spat dan juvenil [1,3].

Epizootiologi:
Penyakit ini berkaitan erat dengan outbreak Pacific Oyster Mortality Syndrome (POMS) atau Summer Seed Mortality (SSM) [2]. Pertama kali OsHV-1 μVar dilaporkan pada tahun 2008 pada C. gigas di Perancis, Irlandia, dan Inggris [3].  Microvarian dari virus ini menyebar di Eropa, Australia, Selandia Baru, dan Asia. Virus ini terdeteksi pada gonad, sehingga muncul dugaan infeksi secara vertikal. Infeksi secara horizontal mudah terjadi pada kondisi stress [1]. Penularan dari kerang M. edulis dan Mytilus spp. ke C. gigas dilaporkan dapat terjadi [2]. Beberapa tiram dewasa dapat bertahan dari infeksi ini, menjadi infeksi subklinis, dan berperan sebagai karier penyakit [4]. Prevalensi dari penyakit ini bergantung pada umur inang. Infeksi bersifat lethal pada spat dan juvenil. Kematian biasanya terjadi 1  minggu pasca infeksi [1]. Infeksi subklinis sangat mungkin terjadi [3].

Siklus Hidup:
Virus ini menular antar inang. Terdapat dugaan bahwa virus ini melibatkan vektor air walaupun pada infeksi buatan, infeksi dapat terjadi tanpa melibatkan vektor [1]. Kerang Mytilus spp. dapat bertindak sebagai reservoir atau karier dari OsHV-1 meskipun interaksi dan dampak terhadap kerang ini belum dikaji lebih lanjut [2].

Faktor pendukung
Kematian banyak terjadi pada saat suhu menghangat di setiap tahunnya [1]. Outbreak sangat jarang terjadi pada suhu kurang dari 16oC atau 18oC [3]. Pada studi laboratorium, peningkatan suhu memperburuk prevalensi dan penularan antara kerang dan tiram. Akan tetapi tingkat mortalitas keduanya masih dinilai rendah [2].

Gejala Klinis
Penyakit oleh virus ini berlangsunga akut dimana inang akan mati dalam beberapa hari setelah gejala klinis muncul. Larva yang terinfeksi akan memperlihatkan gejala penurunan nafsu makan dan gerakan berenang lalu mati hingga 100% dalam beberapa hari. Gejala klinis penyakit ini tidak spesifik seperti kelambanan menutup valve, bernafas terengah-engah, dan kematian [1]. Digestive gland pada spat dan tiram yang lebih dewasa berwarna pucat [4].

Perubahan patologi
Virus ini bereplikasi pada sel serupa fibroblast yang terdapat pada mantel, labial palps, insang, dan digestive gland. Virus masuk menuju digestive gland dan sistem hemolimfatik kemudian menyebar ke organ lain. Pada pengamatan histologi, teramati badan inklusi cowdry tipe A eosinofilik. Namun demikian, gambaran semacam ini tidak patognomonik sebab badan inklusi ini tidak ditemukan  pada beberapa kasus [1]. Meskipun tidak spesifik, pengamatan histopatologi membantu mengeliminasi penyebab kematian oleh lainnya seperti bakteri dan parasit [3].

Diagnosa banding
Tidak ada

Metode Diagnosa
Organ yang paling baik digunakan untuk pengujian adalah digestive gland, insang, dan mantel.  Dua organ terakhir paling baik untuk pengujian dengan PCR. Gonad sebaiknya tidak digunakan dalam pengujian oleh karena adanya inhibitor. Pada inang yang rentan, uji PCR spesifik spesies, ISH, dan sequensing dapat digunakan. TEM digunakan untuk mengonfirmasi partikel virus [1].

Pencegahan dan Pengendalian
Tidak ada vaksin maupun pengobatan yang dapat dilakukan untuk virus ini [2]. Tiram yang dipelihara pada zona intertidal dan tiram yang jarang dipindah/transportasikan jarang mengalami infeksi [3]. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan mengembangkan dan hanya membudidayakan strain yang resisten terhadap virus ini seperti Pacific oyster. Tindakan biosekuriti dapat dilakukan untuk melindungi fasilitas budidaya. Karantina dan sterilitas air baik dengan filtrasi dan UV penting untuk dilakukan. Kerang yang sekarat dan mati sebaiknya dibuang atau dimusnahkan [1]. Pada musim-musim dimana suhu lebih hangat, penebaran spat dalam jumlah besar sebaiknya dihindari untuk menghindari kerugian lebih banyak [3]. Adanya potensi penularan virus antara kerang dan tiram harus diwaspadai dengan menjaga jalur pergerakan kedua komoditas ini [2]. Negara Perancis mencoba menurunkan kematian dengan memelihara tiram selama beberapa hari hingga minggu pada kolam tanah sebelum dilakukan penggemukan [3].

Zoonosis
Penyakit ini tidak bersifat zoonosis [3].

 

Referensi

  1. 2019. CHAPTER 2.4.5. Infection with ostreid herpesvirus 1 microvariants. Manual of Diagnostic Tests for Aquatic Animals
  2. Reilly, A.J.O., C. Laide, A Maloy, S. Hutton, B. Bookelaar, S. A. Lynch., S. C. Culloty, K.O Sullivan. 2017. The role of the mussel Mytilus spp. in the transmission of ostreid herpesvirus1 microVar. Parasitology
  3. 2011. Final Report Ostreid herpesvirus-1 μVar. International Workshop. AusVet and Australian Government
  4. Australian Government Department of Agriculture, Fisheries and Forestry.2012. Aquatic Animal Diseases Significant to Australia: Identification Field Guide,4Th Edition, DAFF, Canberra.

Most Popular

To Top