BUDIDAYA

Infeksi Mycobacterium pada udang

Nama lain:  Shrimp tuberculosis [6]

Etiologi/ penyebab: Mycobacterium sp. [1], Mycobacterium marinum [2], M. peregrium. Bakteri gram positif , tahan asam [3]. Dua kasus mycobacterium kutaneus oleh M. marinum dan M. kansasii dilaporkan pada manusia yang berkontak dengan udang [7,8].

Hospes : L. Vannamei [1],

Stadium rentan : dewasa [4]. Juvenil – subadult mungkin terinfeksi. Infeksi pada larva kurang diketahui [1,4]

Epizootiologi:

Infeksi Mycobacterium dilaporkan pada sampel yang berasa dari Florida yang kemudian dilakukan studi oleh Universitas Arizona [1]. Infeksi Mycobacterium juga dipelajari oleh Universitas Federal Rio Grande, Brazil [2]. Di Iraq, studi mengenai mycobacterium pada udang diperoleh hasil 20,3% isolat dari 54 sampel positif Mycobacterium spp [8]. Informasi mengenai infeksi Mycobacterium pada udang sangat terbatas. Data kematiannya sangat sedikit dan belum diketahui apakah dapat berdampak pada populasi yang lebih besar [4]. Namun demikian infeksi mycobacterium ini berdampak secara ekonomi akibat tampilan udang yang membuat sulit terjual [3]. Bakteri tahan asam ini banyak terdapat di tanah, sedimen, bahan organik yang dapat menjadi sumber penularan. Penularan secara vertikal dari induk ke larva tidak terjadi [4].

Faktor pendukung

Gejala Klinis
Infeksi bersifat internal, sehingga sangat sedikit gejala klinis yang mengindikasikan adanya infeksi bakteri ini. Lesi eksternalnya sangat umum dan menyerupai penyakit lain [4]. Terdapat nodul berdiameter 1-2mm berwarna coklat hingga hitam pada hepatopankreas dan jaringan di sekitarnya [1]. Nodul dapat berlokasi pada segmen ke 6 abdomen. Udang mengalami perlambatan pertumbuhan dan kematian yang tinggi [2].  Pada infeksi M. perigrium, melanisasi hanya terdapat di karapas, tidak sampai ke otot [3].

Gb. Lesi oleh Mycobacterium pada abdomen udang vaname (Pedrosa et al., 2017).

Perubahan patologi
Lesi yang terlihat pada infeksi mycobacterium berupa peradangan kronis [4]. Teramati nodul hemositik melanisasi pada tubulus hepatopankreas, jaringan ikat intertubular dan haemocoel, kapsula haringan ikat hepatopancreas, organ di sekitar mandibula, sekitar lobus ovarium. Pada nodul terdapat bakteri berbentuk batang  (diameter 1,1um dan panjang 4,9um) dan infiltrasi hemosit difus yang tidak beraturan [1]. Kutikula dan otot abdomen dapat mengalami infiltrasi hemosit dengan pigmen melanisasi [2]. Pada infeksi M. peregrium, granuloma teramati hingga di jantung dan organ lymphoid [3]. Vibriosis dapat menjadi perantara akhir dari penyakit dan kematian [4].

Diagnosa banding

– 

Metode Diagnosa
Histopatologi dapat digunakan untuk melihat lesi yang dihasilkan patogen. Histopatologi dengan pewarnaan tahan asam dan in situ hibridisasi dengan fluorosensi (FISH) memungkinkan dilakukan untuk mengidentifikasi patogen [2]. Identifikasi konvensional bakteri dan HPLC dapat membantu mengidentifikasi bakteri penyebab mycobacteriosis [3].

Pencegahan dan Pengendalian
Tidak ada metode pengendalian mycobacterium udang secara spesifik. Udang yang terinfeksi harus dimusnahkan. Dan orang yang berkontak langsung dengan udang yang terinfeksi mycobacterium harus berhati-hati oleh karena adanya resiko penularan [4]. Disinfeksi dan restocking dapat diterapkan pada tambak terinfeksi [5].

Zoonosis
Penyakit ini berpotensi untuk menular ke manusia [2]. Mycobacterium dapat bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan. Organisme ini juga mungkin ada pada produk beku [6].

Referensi

  1. Lightner, D.V. & Redman, R.M. 1986. A short communication: A probable Mycobacterium infection of the marine shrimp Penaeus vannamei (Crustacea: Decapoda). Journal of Fish Disease 9: 357-459
  2. Pedrosa, V.F., W.W. Júnior, M.D.C Klosterhoff, L.A. Romano, G.R. De Lara. 2017. Micobacteriose Em Camarão Branco Do Pacífico, Litopenaeus Vannamei. B. Inst. Pesca, São Paulo, 43(2): 291 – 296,
  3. Mohney, L.L., Poulos, B.T.; Brooker, J.H., Cage, G.D., Lightner, D.V. 1998. Isolation and Identification of Mycobacterium peregrinum from the Pacific White Shrimp Penaeus vannamei. Journal of Aquatic Animal Health, 10(1):83–88.
  4. Brock, J.A. dan Main, K.L. 1994. A Guide to The Common Problems and Diseases of Cultured Penaeus vannamei. The Oceanic Institute: Honolulu
  5. Kibenge, F.S.B., B. Baldisserotto, R.S-M. Chong. 2022, Aquaculture Pathophysiology Volume I. Finfish Diseases. Academic Press
  6. Miller WC, Toon R. (1973). Mycobacterium marinum in Gulf fishermen.Arch Environ Health, 27:8-10.
  7. Owens DW and McBride ME. (1969). Sporotrichoid cutaneous infection with Mycobacterium kansasii. Arch Dermatol, 100:54-8
  8. Waffa, A. Ahmed ; Nagham. M. AL-Gbouri ; Maysoon, S. Abbas (2014). Incidence of Mycobacteria spp. in shrimp in Iraq. MRSVA. 3 (3), 24-32

Most Popular

To Top