Budidaya Perikanan

Habitat dan Kebiasaan Makan Kerang Hijau

Romimohtarto & Juwana (1999) menyatakan bahwa bivalvia mempunyai 3 cara hidup, yaitu; (1) membuat lubang pada substrat seperti cacing kapal “Teredo navalis” (Ship worm); (2) melekat pada substrat dengan segmen seperti tiram (Cassostrea sp); (3) melekat pada substrat dengan benang bysus (bissal threads) seperti kerang hijau (Perna viridis).
Kerang hijau di perairan pantai
Kerang hijau hidup pada perairan estuari, teluk dan daerah mangrove dengan substrat pasir lumpuran serta salinitas yang tidak terlalu tinggi. Umumnya hidup menempel dan bergerombol pada dasar substrat yang keras, yaitu batu karang, kayu, bambu atau lumpur keras dengan bantuan bysus. Kerang hijau tergolong dalam organisme/hewan sesil yang hidup bergantung pada ketersediaan zooplankton, fitoplankton dan material yang kaya akan kandungan organik. Benih kerang hijau akan menempel pada kedalam 1,50-11,70 meter di bawah permukaan air pada saat pasang tertinggi. Yang (dalam Tan, 1975) menyatakan bahwa kedalaman ideal untuk penempelan kerang hijau adalah 2,45 – 3,96 meter.
Dilihat dari cara makan maka kerang hijau termasuk dalam kelompok suspension feeder, artinya untuk mendapatkan makanan, yaitu fitoplankton, detritus, diatom dan bahan organik lainnya yang tersuspensi dalam air adalah dengan cara menyaring air tersebut. Tan (dalam Suwignyo et al., 1984) menyatakan bahwa diatom dan detritus adalah merupakan makanan utama kerang hijau, sedangkan larva bivalvia dan gastropoda yang bukan merupakan makanannya dikeluarkan dalam bentuk pseudofaces yang terbungkus dengan lendir.
Fox dalam Tan (1975) juga mengatakan bahwa kerang hijau lebih menyukai diatom dibandingkan dengan dinoflagellata sebagai makananya, dimana secara kwalitatif jenis ini dapat memilih (selektif) makananya. Tan {dalam Suwignyo et al., 1984) juga mengatakan bahwa kerang hijau selalu aktif 24 jam menyaring makanannya secara terus menerus. Jorgensen (dalam Gierse & Pearse, 1979) menyatakan bahwa makanan yang tersuspensi dalam perairan dimanfaatkan oleh kerang dengan jalan menyaring air teresebut. Bahkan jenis lain, yaitu Mytilus edulis juga mampu melakukan seleksi antara fitoplankton sebagai makanannya dengan partikel lumpur yang bukan makanannya. Jorgensen (dalam Tan, 1975) menyatakan bahwa hewan suspension feeder dalam memilih dan atau mengambil makanannya didasarkan pada bentuk, ukuran dan kelimpahan, bukan berdasarkan kualitas atau nilai gizinya.
Sumber : Budidaya Kerang Hijau Metode Longline

Semoga Bermanfaat…

Most Popular

To Top