Ikan

Fase Ikan Mendekati Umpan

Menurut Ferno dan Olsen (1994) dalam Rachman (2008), tingkah laku ikan dapat dibedakan menjadi empat fase, fase tersebut antara lain :
1. Arousal – Timbul selera
Fase dimana ikan mulai mendeteksi adanya rangsangan. Rangsangan ini berupa bau, dengan menggunakan organ olfactorinya untuk mendeteksi jarak dan keberadaan umpan.
2. Searching – Mencari makan
Fase ikan mulai mencari makan akibat timbul rangsangan menggunakan organ chemoreceptor. Organ chemoreceptor ada 2 yakni gustory (rasa) dan olfaction (bau).
3. Finding – Fase masuknya makanan kedalam mulut ikan
Fase ini ikan telah menemukan dan memasukkan umpan kedalam mulut.Indera yang berperan pada fase ini adalah olfactory dan gustatory.
4. Memakan Umpan
Dalam fase ini jika ikan merasa cocok ikan akan memakan umpan sebaliknya jika jika ikan merasa tidak cocok maka ikan tidak akan memakan umpan.
Menurut Stoner (2004) dalam Fitri (2011), bahwa pada kebanyakan kasus, ikan akan tertarik umpan melalui isyarat kimia terlebih dahulu ketika umpan belum dapat dideteksi oleh organ penglihatan sehingga organ penciuman yang lebih dominan berperan. Apabila bentuk umpan telah diketahui posisinya sesuai dengan maximum sighting distance dan kekontrasannya dengan latar belakang kondisi perairan maka organ penglihatan yang lebih dominan atau berperan sehingga ikan akan mendekati dan akhirnya memakan umpan atau makanan tersebut.
Ikan memakan umpan
Menurut Fitri (2010), Respons penciuman ikan terhadap perbedaan umpan dianalisis berdasarkan data nilai rataan waktu respons ikan pada fase arousal, searching, dan  finding pada masing-masing jenis umpan. Data tersebut selanjutnya dibandingkan untuk mengetahui besarnya pengaruh perbedaan umpan pada waktu respon penciuman ikan kerapu dengan analisis statistik median-test. Respon ikan terhadap umpan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain jenis, ukuran umpan, bentuk umpan, dan kandungan kimia. Respon ikan terhadap bentuk umpan dipengaruhi oleh faktor penglihatan ikan. Selama perlakuan siang hari ikan kerapu hanya menggunakan organ penglihatannya untuk mendeteksi umpan dalam kondisi umpan terbungkus rapat.
Menurut Furevik (1994) dalam Ramadan (2011), tingkah laku ikan dalam menghadapi bubu dapat digolongkan ke dalam beberapa fase berurutan, yaitu:
1. Fase arousal dan location;
Fase ini merupakan fase awal. Ikan akan tertarik untuk mendekati bubu. Penyebab utama ikan mendekati bubu yang diberi umpan adalah adanya penyebaran aroma umpan.
2. Fase nearfield dan ingress.
Fase ini merupakan fase lanjutan dari arousal dan location. Dalam fase ini,ikan akan berusaha mendekati bubu dan mencoba masuk ke dalamnya.
3. Fase inside the pot atau aktivitas di dalam bubu; dan Fase kritis dalam perikanan bubu adalah pada saat ikan bergerak memasuk jalan pintu masuk.
4. Fase escape atau lolos menuju lingkungan.
Laju lepasnya ikan yang terdapat di dalam bubu untuk setiap spesies ikan bergantung pada aktivitas ikan tersebut di dalam bubu.
Ikan piranha termasuk jenis ikan agresif dan ganas. Biasanya ikan piranha berenang secara bergerombol dalam perairan.Ikan piranha membentuk kelompok untuk memudahkannya dalam menyerang mangsa. Selain itu, juga untuk pertahanan ketika menyerang mangsa.Piranha yang memiliki reputasi paling agresif adalah Pygocentrus nattereri. Tingkah laku ikan terhadap umpan ada 4 fase, yang pertama yaitu  arousal yaitu mendeteksi adanya rangsangan, kedua searching yaitu mencari umpan, yang ketiga finding yaitu menemukan umpan dan yang ke empat adalah memakan umpan.
Sumber : Laporan Praktikum Tingkah Laku Ikan. Universitas Brawijaa. 2015

Semoga Bermanfaat…

Most Popular

To Top