I. PENDAHULUAN
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang
sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di
Pulau Jawa.Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan :
sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di
Pulau Jawa.Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan :
1. Dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas
dengan padat tebar tinggi
dengan padat tebar tinggi
2. Teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat
3. Pemasarannya relatif mudah
4. Modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat
setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan
lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur
lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit.
setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan
lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur
lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit.
Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa
didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan
kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding),
seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah.
Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad,
derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan
nilai FCR (Feeding Conversion Rate).
didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan
kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding),
seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah.
Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad,
derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan
nilai FCR (Feeding Conversion Rate).
Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo BBAT
Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele
dumbo strain baru yang diberi nama lele “Sangkuriang”.
Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele
dumbo strain baru yang diberi nama lele “Sangkuriang”.
Seperti halnya sifat biologi lele dumbo terdahulu, lele
Sangkuriang tergolong omnivora. Di alam ataupun lingkungan budidaya, ia dapat
memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai
makanannya. Untuk usaha budidaya, penggunaan pakan komersil (pellet) sangat
dianjurkan karena berpengaruh besar terhadap peningkatan efisiensi dan
produktivitas.
Sangkuriang tergolong omnivora. Di alam ataupun lingkungan budidaya, ia dapat
memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai
makanannya. Untuk usaha budidaya, penggunaan pakan komersil (pellet) sangat
dianjurkan karena berpengaruh besar terhadap peningkatan efisiensi dan
produktivitas.
II. TUJUAN
Tujuan pembuatan Petunjuk Teknis ini
adalah untuk memberikan cara dan teknik pemeliharaan ikan lele dumbo strain
Sangkuriang yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi Perikanan untuk
meningkatkan ketersediaan protein hewani dan tingkat konsumsi ikan bagi
masyarakat Indonesia.
adalah untuk memberikan cara dan teknik pemeliharaan ikan lele dumbo strain
Sangkuriang yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi Perikanan untuk
meningkatkan ketersediaan protein hewani dan tingkat konsumsi ikan bagi
masyarakat Indonesia.
III. RIWAYAT
Berdasarkan keunggulan lele dumbo hasil perbaikan
mutu dan sediaan induk yang ada di BBAT Sukabumi, maka lele dumbo
tersebut layak untuk dijadikan induk dasar yaitu induk yang dilepas oleh
Menteri Kelautan dan Perikanan dan telah dilakukan diseminasi kepada instansi/pembudidaya
yang memerlukan. Induk lele dumbo hasil perbaikan ini, diberi nama “Lele
Sangkuriang”. Induk lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui
cara silang balik antara induk betina generasi kedua (F2) dengan
induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2
merupakan koleksi yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi yang berasal
dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985.
Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai
Budidaya Air Tawar Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan dihasilkan dari
silang balik tahap kedua antara induk betina generasi kedua (F2)
dengan induk jantan hasil silang balik tahap pertama (F2-6).
mutu dan sediaan induk yang ada di BBAT Sukabumi, maka lele dumbo
tersebut layak untuk dijadikan induk dasar yaitu induk yang dilepas oleh
Menteri Kelautan dan Perikanan dan telah dilakukan diseminasi kepada instansi/pembudidaya
yang memerlukan. Induk lele dumbo hasil perbaikan ini, diberi nama “Lele
Sangkuriang”. Induk lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui
cara silang balik antara induk betina generasi kedua (F2) dengan
induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2
merupakan koleksi yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi yang berasal
dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985.
Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai
Budidaya Air Tawar Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan dihasilkan dari
silang balik tahap kedua antara induk betina generasi kedua (F2)
dengan induk jantan hasil silang balik tahap pertama (F2-6).
IV. PEMILIHAN LOKASI
Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m –
800 m dpl. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu
spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan
suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki
ketinggian diatas >800 m dpl. Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala
massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya
artinya kawasan budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang
dilakukan Pemda setempat.
800 m dpl. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu
spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan
suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki
ketinggian diatas >800 m dpl. Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala
massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya
artinya kawasan budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang
dilakukan Pemda setempat.
Budidaya lele, baik kegiatan
pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau
bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan
pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya.
pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau
bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan
pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya.
Sumber air dapat menggunakan aliran
irigasi, air sumur (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yang
sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yang baik untuk
pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut:
irigasi, air sumur (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yang
sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yang baik untuk
pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut:
a. Suhu
air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22 – 32oC.
Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan nafsu
makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air.
air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22 – 32oC.
Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan nafsu
makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air.
b. pH
air yang ideal berkisar antara 6-9.
air yang ideal berkisar antara 6-9.
c. Oksigen
terlarut di dalam air harus > 1 mg/l.
terlarut di dalam air harus > 1 mg/l.
V. TEKNIK BUDIDAYA
Budidaya ikan lele Sangkuriang dapat dilakukan dalam bak plastik, bak
tembok atau kolam tanah.
tembok atau kolam tanah.
Dalam budidaya ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan
kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air.
kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air.
1. Pelaksanaan Budidaya
Sebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu
diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi:
diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi:
a. Persiapan kolam tanah (tradisional)
· Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan
atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras
dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat
supaya tidak terjadi kebocoran. Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi
bagian-bagian kolam yang bocor).
atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras
dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat
supaya tidak terjadi kebocoran. Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi
bagian-bagian kolam yang bocor).
· Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah
pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).
pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).
· Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama,
penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20 – 200
gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH
rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah
cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk memberantas hama
penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam.
penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20 – 200
gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH
rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah
cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk memberantas hama
penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam.
· Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara
500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10
gram/m2; NH4NO3 15 gram/m2.
500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10
gram/m2; NH4NO3 15 gram/m2.
· Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang
penyaring
penyaring
· Kemudian dilakukan pengisian air kolam.
· Kolam dibiarkan selama ± 7 (tujuh) hari, guna memberi
kesempatan tumbuhnya makanan alami.
kesempatan tumbuhnya makanan alami.
b. Persiapan kolam tembok/kolam terpal
Persiapan kolam tembok/kolam terpal hampir sama dengan kolam tanah.
Bedanya, pada kolam tembok/kolam terpal tidak dilakukan pengolahan dasar kolam,
perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya
sudah dibuat permanen.
Bedanya, pada kolam tembok/kolam terpal tidak dilakukan pengolahan dasar kolam,
perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya
sudah dibuat permanen.
c. Penebaran Benih
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan
merendamnya didalam larutan KM5NO4 (Kalium Permanganat)
atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam.
merendamnya didalam larutan KM5NO4 (Kalium Permanganat)
atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam.
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat
udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu
(perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi
sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan
dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan
yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan
diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah
benih yang ditebar 50-100 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.
udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu
(perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi
sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan
dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan
yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan
diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah
benih yang ditebar 50-100 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.
d. Pemberian Pakan
Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu
pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan
sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian
pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan
dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan
1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan
perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.
pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan
sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian
pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan
dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan
1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan
perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.
e. Pemberian Probiotik
JAMU (PROBIOTIK) PAKAN LELE adalah suplemen campuran untuk pakan lele yang sangat
berfungsi terhadap peningkatan efektifitas pencernaan terhadap pakan/pellet
yang diberikan. Ada beberapa keuntungan pencampuran pakan dengan probiotik,
yaitu:
berfungsi terhadap peningkatan efektifitas pencernaan terhadap pakan/pellet
yang diberikan. Ada beberapa keuntungan pencampuran pakan dengan probiotik,
yaitu:
ü Penggunaan pakan lebih hemat.
ü Memperbesar ukuran pakan, karena
setelah pakan direndam dengan probiotik yang dicampur dengan air dengan
perbandingan 1:1, pakan bisa menjadi dua kali lipat jumlahnya. Hal ini karena
pakan akan memuai (baca: melar)
setelah pakan direndam dengan probiotik yang dicampur dengan air dengan
perbandingan 1:1, pakan bisa menjadi dua kali lipat jumlahnya. Hal ini karena
pakan akan memuai (baca: melar)
ü Pakan bisa langsung dicerna oleh
usus ikan.
usus ikan.
ü Pellet menjadi lebih lembut dan
lebih mudah untuk dicerna dan tekstur pellet lebih lembut.
lebih mudah untuk dicerna dan tekstur pellet lebih lembut.
ü Karena pellet sebelum direndam
biasanya cenderung teksturnya lebih keras. Setelah perendaman teksturnya akan
lebih lembut sehingga menjadi mudah untuk dicerna dan diserap nutrisinya oleh
ikan.
biasanya cenderung teksturnya lebih keras. Setelah perendaman teksturnya akan
lebih lembut sehingga menjadi mudah untuk dicerna dan diserap nutrisinya oleh
ikan.
ü Lebih menghemat energi bagi ikan.
ü Dengan tekstur pakan sesudah
direndam yang lembut ketika pakan ada didalam usus bisa langsung dicerna
sehingga ikan tidak membutuhkan energi lebih untuk menghancurkan pellet ini.
Pellet yang lembut ini bisa langsung diserap oleh saluran pencernaan ikan
direndam yang lembut ketika pakan ada didalam usus bisa langsung dicerna
sehingga ikan tidak membutuhkan energi lebih untuk menghancurkan pellet ini.
Pellet yang lembut ini bisa langsung diserap oleh saluran pencernaan ikan
ü Menambah nutrisi pakan
ü Dengan penambahan probiotik, saluran
pencernaan ikan akan lebih baik karena probiotik ini bisa langsung diserap
sekaligus di dalam saluran pencernaan ikan ketika pakan dimakan oleh ikan. Di
dalam probiotik ini banyak mengandung bakteri yang menguntungkan bagi usus
ikan. Begitu juga daya tahan tubuh ikan bisa meningkat.
pencernaan ikan akan lebih baik karena probiotik ini bisa langsung diserap
sekaligus di dalam saluran pencernaan ikan ketika pakan dimakan oleh ikan. Di
dalam probiotik ini banyak mengandung bakteri yang menguntungkan bagi usus
ikan. Begitu juga daya tahan tubuh ikan bisa meningkat.
ü Merangsang nafsu makan ikan sehingga
pertumbuhan ikan menjadi lebih cepat.
pertumbuhan ikan menjadi lebih cepat.
ü Tingkat kematian ikan juga kecil
ü Daging ikan yang dipanen menjadi
lebih padat
lebih padat
ü Bagus untuk pemeliharaan air kolam
sehingga air kolam tidak gampang bau karena lumpur diproses secara alami oleh
bakteri menguntungkan yang terdapat dalam probiotik tersebut.
sehingga air kolam tidak gampang bau karena lumpur diproses secara alami oleh
bakteri menguntungkan yang terdapat dalam probiotik tersebut.
Jamu
ini bagi petani lele tidak terlalu sulit, yaitu hanya dengan mencampurkan bahan-bahan
ekstrak dan hal ini sangat mudah ditemui di pasaran atau dilingkungan kita.
ini bagi petani lele tidak terlalu sulit, yaitu hanya dengan mencampurkan bahan-bahan
ekstrak dan hal ini sangat mudah ditemui di pasaran atau dilingkungan kita.
Bahan
Dasar Pembuatan Probiotik 10 Liter:
Dasar Pembuatan Probiotik 10 Liter:
1. Temulawak,
Kencur, Jahe dan Kunyit (sesuai kebutuhan)
Kencur, Jahe dan Kunyit (sesuai kebutuhan)
2. Nanas
5 butir
5 butir
3. Tetes Tebu/Molases 5 liter
4. Microba
(Suplemen Organik Cair) 10 tutup botol
(Suplemen Organik Cair) 10 tutup botol
5. Air
bersih 2 liter
bersih 2 liter
Cara
membuat:
membuat:
ü Persiapkan fermentasi nanas dimana
nanas diparut, beri air bersih ±3 liter biarkan selama 5-7 hari setelah itu
saring ambil airnya
nanas diparut, beri air bersih ±3 liter biarkan selama 5-7 hari setelah itu
saring ambil airnya
ü Setelah itu, langkah pertama dan utama
sebelum membuat probiotik terlebih dahulu campurkan bakteri/mikroba pengurai
(SOC/Yakult/EM4) kedalam larutan tetes tebu, aduk, biarkan sekitar 30-45
menit untuk mengaktifkan mikroba nya .
sebelum membuat probiotik terlebih dahulu campurkan bakteri/mikroba pengurai
(SOC/Yakult/EM4) kedalam larutan tetes tebu, aduk, biarkan sekitar 30-45
menit untuk mengaktifkan mikroba nya .
ü Jamu sinom (temu lawak, kencur, dan
kunyit) diparut dan disaring ambil airnya.
kunyit) diparut dan disaring ambil airnya.
ü Campurkan jamu sinom, fermentasi
nanas dan larutan tetes tebu dalam 1(satu) wadah, aduk hingga merata.
nanas dan larutan tetes tebu dalam 1(satu) wadah, aduk hingga merata.
ü Masukkan campuran tersebut kedalam
jerigen dan tutup rapat.
jerigen dan tutup rapat.
ü Diamkan selama 1-7 hari agar microba
didalam campuran berkembang biak, tetapi buka tutup 1 – 2 kali sehari agar
tidak meledak atau mengeluarkan uap di dalam jerigen.
didalam campuran berkembang biak, tetapi buka tutup 1 – 2 kali sehari agar
tidak meledak atau mengeluarkan uap di dalam jerigen.
ü Setelah hari ke-8 Jamu (Probiotik)
tersebut langsung dapat digunakan sebagai campuran pakan lele.
tersebut langsung dapat digunakan sebagai campuran pakan lele.
Cara
pemakaian:
pemakaian:
ü Campurkan jamu dengan pakan lele
sambil diaduk hingga rata
sambil diaduk hingga rata
ü Diamkan pakan tersebut hingga 30 –
45 menit agar campuran jamu meresap kedalam pakan.
45 menit agar campuran jamu meresap kedalam pakan.
ü Pakan berprobiotik siap diberikan ke
lele.
lele.
f. Pemanenan
Ikan lele Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan
selama 60-90 hari, dengan bobot antara 150 – 200 gram per ekor dengan panjang
15 – 20 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele
akan berkumpul di kamalir dan kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan
menggunakan waring atau lambit. Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan
pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu
air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam ruas bambu/paralon, maka
dengan mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan
dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa yang dipasang di kolam yang airnya
terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk
dipasarkan.
selama 60-90 hari, dengan bobot antara 150 – 200 gram per ekor dengan panjang
15 – 20 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele
akan berkumpul di kamalir dan kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan
menggunakan waring atau lambit. Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan
pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu
air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam ruas bambu/paralon, maka
dengan mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan
dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa yang dipasang di kolam yang airnya
terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk
dipasarkan.
Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan
ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah
air yang sedikit. Proses produksi pada kegiatan pembesaran disajikan pada Tabel
1.
ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah
air yang sedikit. Proses produksi pada kegiatan pembesaran disajikan pada Tabel
1.
Tabel 1. Proses pembesaran lele Sangkuriang di bak tembok.
Kriteria
|
Satuan
|
Pembesaran
|
Ukuran tebar benih
– umur
– panjang
– bobot
|
hari
cm
gram
|
40
5 – 8
4 – 6
|
Ukuran panen konsumsi
– umur
– panjang
– bobot
|
hari
cm
gram
|
60-90
15 – 20
150 – 200
|
Sintasan
|
%
|
80 – 90
|
Padat tebar
|
Ekor/m2
|
50-100
|
Pakan
– tingkat pemberian
– frekuensi pemberian
|
% bobot
Kali/hari
|
3
3
|
Tingkat konversi pakan
|
0,8 – 1,2
|
VI. PENGELOLAAN KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN
Kegiatan budidaya lele Sangkuriang di tingkat pembudidaya sering dihadapkan
pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan
pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi
lingkungan. Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain ular dan
belut. Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah Ichthiophthirius
sp., Trichodina sp., Monogenea sp. dan Dactylogyrus sp.
pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan
pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi
lingkungan. Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain ular dan
belut. Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah Ichthiophthirius
sp., Trichodina sp., Monogenea sp. dan Dactylogyrus sp.
Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida
yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan
penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan
pemasangan plastik di sekeliling kolam.
yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan
penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan
pemasangan plastik di sekeliling kolam.
Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan pengelolaan
lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi.
Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan.
lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi.
Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan.
Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam
dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan
kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran,
pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan.
Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik,
persiapan kolam meliputi pengeringan, disenfeksi (bila diperlukan), pengairan
dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi
air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik.
dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan
kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran,
pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan.
Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik,
persiapan kolam meliputi pengeringan, disenfeksi (bila diperlukan), pengairan
dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi
air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik.
Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Ø
Pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit
dan diobati secara terpisah. Ikan yang tampak telah parah sebaiknya
dimusnahkan.
Pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit
dan diobati secara terpisah. Ikan yang tampak telah parah sebaiknya
dimusnahkan.
Ø
Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air.
Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air.
Ø
Kolam yang telah terjangkit harus segera dikeringkan dan
dilakukan pengapuran dengan dosis 1 kg/5 m2. Kapur (CaO) ditebarkan
merata didasar kolam, kolam dibiarkan sampai tanah kolam retak-retak.
Kolam yang telah terjangkit harus segera dikeringkan dan
dilakukan pengapuran dengan dosis 1 kg/5 m2. Kapur (CaO) ditebarkan
merata didasar kolam, kolam dibiarkan sampai tanah kolam retak-retak.
Ø
Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit.
Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit.
Ø
Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak
terkontaminasi penyakit. Sebelum dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam
larutan Kalium Permanganat (PK) 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan
kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air).
Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak
terkontaminasi penyakit. Sebelum dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam
larutan Kalium Permanganat (PK) 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan
kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air).
Ø
Setelah memegang ikan sakit cucilah tangan kita dengan
larutan PK
Setelah memegang ikan sakit cucilah tangan kita dengan
larutan PK
Ø
Bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan
organik
Bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan
organik
Ø
Usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air
baru.
Usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air
baru.
Ø
Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin
untuk menambah daya tahan ikan.
Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin
untuk menambah daya tahan ikan.
ANALISA USAHA PEMBESARAN IKAN LELE
Untuk Penebaran 1.000 ekor benih ikan lele dengan masa
pemeliharaan 60-80 hari
pemeliharaan 60-80 hari
Ø
Biaya Produksi
Biaya Produksi
Benih ikan lele 1.000 ekor (uk. 5-8 cm) @
250 =Rp.
250.000,-
250 =Rp.
250.000,-
Pellet ikan 90 kg @
9.000 =
Rp. 810.000,-
9.000 =
Rp. 810.000,-
Probiotik 60 liter @
7.500 =
Rp. 450.000,-
7.500 =
Rp. 450.000,-
Obat2 an
=
Rp. 100.000,-
=
Rp. 100.000,-
|
Total Biaya
Produksi
= Rp. 1.610.000,-
Ø Penjualan
Estimasi kematian 10 % saat pemanenan tinggal 900 ekor dengan berat 150
gram (6-7 ekor/kg) sehingga didapatkan hasil panen 150 kg dengan harga jual
15.000,-/kg
gram (6-7 ekor/kg) sehingga didapatkan hasil panen 150 kg dengan harga jual
15.000,-/kg
Panen 150 kg =
150 x Rp. 15.000,-
150 x Rp. 15.000,-
=
Rp. 2.250.000,-
Rp. 2.250.000,-
Hasil panen ikan lele dengan estimasi 6-7 ekor/kg adalah
Rp. 2.250.000,-
Rp. 2.250.000,-
Ø
Keuntungan
Keuntungan
Keuntungan atau laba didapatkan dengan mengurangi hasil panen dengan biaya
produksi
produksi
Laba/Keuntungan
= Hasil Panen –
Biaya Produksi
= Hasil Panen –
Biaya Produksi
=
Rp. 2,250.000 – Rp. 1.610.000
Rp. 2,250.000 – Rp. 1.610.000
= Rp. 640.000
Laba/keuntungan yang didapatkan dari hasil budidaya ikan
lele adalah
lele adalah
Rp. 640.000,-
Sumber:
https://penyuluhankelautandanperikanan.blogspot.co.id/2017/11/budidaya-lele-sangkuriang-clarias-sp-i.html?showComment=1527118452413#c8050712330415192696