BUDIDAYA

BUDIDAYA KACANG PANJANG

Siapa yang gak tahu kacang panjang..?? ya… kacang panjang merupakan
tanaman perdu semusim. Daunnya bersifat majemuk, tersusun atas tiga helai.
Batangnya liat dan sedikit berbulu. Akarnya mempunyai bintil yang dapat
mengikat nitrogen (N) dari udara. Hal ini bermanfaat untuk menyuburkan tanah.
Bunganya berbentuk kupu-kupu, setiap  tangkai mempunyai 3-5 bunga. Warna
bunganya ada yang putih, biru, atau ungu. Kacang panjang merupakan tanaman
menyerbuk sendiri, namun penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat juga
terjadi sekitar 10%. Tidak setiap bunga dapat menjadi buah, hanya 1-4 bunga
yang dapat menjadi buah. Buahnya berbentuk polong bulat panjang dan ramping.
Panjang polong sekitar 10-80 cm. Warna polong muda hijau sampai hijau
keputihan, setelah tua warna polong menjadi putih kekuningan.

Sebelum lebih jauh mengenai budidayanya, yuk kita simak klasifikasi dari tanaman kacang panjang ini. Susunan klasifikasi kacang panjang secara
lengkap menurut salah satu ahli adalah sebagai berikut (Samadi, 2003):

Divisi             :
Spermatophyta
Kelas              :
Angiospermae
Subkelas       :
Dicotyledonae
Ordo              :
Rosales
Famili            :
Papilionaceae/Leguminosae
Genus            :
Vigna
Spesies          :Vigna
sinensis
(L.) Savi ex Hassk
 V. sinensis ssp.sesquipedalis

Yuk kita bahas satu per satu

1. Syarat
Tumbuh

         
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak terlepas dari pengaruh faktor
lingkungan. Faktor lingkungan itu meliputi iklim dan jenis tanah. Setiap
tanaman menghendaki keadaan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhannya. Pada
kondisi lingkungan yang sesuai, tanaman kacang panjang dapat tumbuh dengan baik
dan berproduksi tinggi. Oleh karena itu, sebelum membudidayakan tanaman
tersebut perlu diketahui dulu syarat-syarat ekologi tumbuhnya.

Iklim

Unsur-unsur iklim
yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan tanaman antara lain ketinggian
tempat, sinar matahari, dan curah hujan. Kacang panjang bisa tumbuh di dataran
rendah maupun dataran tinggi antara 0-1500 meter diatas permukaan laut (mdpl).
Kacang panjang biasanya digolongkan dalan sayuran
dataran rendah sebab tanaman ini tumbuh lebih
baik dan banyak diusahakan di dataran rendah.
         
Kacang panjang dapat ditanam sepanjang musim, baik musim kemarau maupun musim
penghujan. Waktu tanam yang baik adalah pada awal atau akhir musim hujan.
Tanaman kacang panjang membutuhkan curah hujan sekitar 600-2000 mm/tahun.
Tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari. Lahan yang terbuka di dataran
rendah lebih disukai, sedangkan bila ternaungi produksinya kurang memuaskan.

Tanah

         
Tanah yang subur dan gembur diperlukan oleh tanaman kacang panjang. Agar tumbuh
dengan baik, tanaman ini menghendaki tanah yang subur, banyak mengandung bahan
organik, dan cukup mengandung air. Lahan yang ditanami kacang panjang dapat
berupa tanah pekarangan, sawah atau tegalan.
         
Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman ini adalah tanah bertekstur liat
berpasir. Kacang-kacangan peka terhadap tanah alkalin atau keasaman tanah yang
tinggi. Untuk pertumbuhan yang optimal diperlukan derajat keasaman (pH) tanah
antara 5.5-6.5. Tanah yang terlalu asam dengan pH di bawah 5.5 dapat 
menye-babkan tanaman tumbuh kerdil karena teracuni garam aluminium (Al) yang
larut dalam tanah. Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan pengapuran (Samadi,
2003).

2. Teknik Budidaya

Pengolahan Tanah

          Tanah diolah dengan
cangkul, bajak atau mesin pengolahan tanah, sesuai dengan kondisi lahan,
sedalam kira-kira 20-30 cm. Biarkan tanah terbuka selama kurang lebih empat
hari, agar  penyakit yang ada di dalam tanah terkena sinar matahari.
Buatlah bedengan dengan ukuran panjang 8-10 meter, lebar 1-3 meter, dan tinggi
20-30 cm. Atau sesuai dengan kondisi lahan. Jika tanah tandus sebaiknya diberi
pupuk kandang atau kompos sebagai pupuk dasar. Tetapi jika lahannya subur atau
bekas tanaman sayuran, maka tidak perlu pemupukan lagi.

Pengolahan tanah

Penanaman

Penanaman kacang
panjang dapat dilakukan  dengan sistem monokultur, monokultur paling
banyak digunakan karena banyak  memiliki kelebihan. Monokultur adalah
menanam satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama. Kelebihan sistem ini
yaitu teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang
dipelihara hanya satu jenis. Sementara itu, kelemahan sistem ini adalah tanaman
relatif lebih mudah terserang hama dan penyakit.
Dalam kegiatan penanaman kacang panjang setelah tanah diolah dan siap
ditanami, maka dibuat lubang tanam dengan menggunakan tugal, dengan jarak tanam
30 cm x 60 cm atau sesuai dengan kebutuhan, setiap lubang  dimasukan 2-3
biji, kemudian lubang ditutup dengan tanah, penutupan lubang tanam jangan
terlalu tebal, karena bisa memperlambat perkecambahan, bahkan biji bisa
mengalami kebusukan. Biji kacang panjang akan tumbuh setelah 4-5 hari.


Pemasangan Ajir
Pemasangan ajir (lanjaran) bisa dilakukan dengan menggunakan bambu atau
kayu, panjang lanjaran kira-kira 180 cm-200 cm. Kacang panjang merupakan
tanaman yang membelit dan merambat, sehingga mutlak diperlukan lanjaran. Model
pemasangan turus bisa berbentuk segitiga atau sesuai dengan keinginan,
kebanyakan petani menggunakan segitiga, karena bentuk segitiga mudah dibuat (
Sastradihardja,
2011).


Pemupukan

          Pemupukan merupakan
langkah yang penting dilakukan, karena tanaman tidak akan memberikan hasil yang
maksimal jika tidak diberi pupuk. Jika lahan yang digunakan tandus, maka diberi
pupuk kandang sebagai pupuk dasar sebanyak 10 ton per hektar. Selain pupuk
kandang bisa juga diberi pupuk buatan, yaitu KCl 125 kg/ha, TSP 200 kg/ha, dan
Urea 50 kg/ha. Pemupukan bisa dilakukan dengan membuat larikan pada pinggir
bedengan, atau dengan cara penugalan di kiri dan kanan tanaman (Rukmana, 1995).

Penyiraman

          Pada fase awal
pertumbuhan benih hingga tanaman muda, penyiraman dilakukan rutin tiap hari,
jika tidak ada hujan. Pada fase tersebut tanaman sangat membutuhkan air yang
cukup, jika penyiraman jarang dilakukan maka tanaman akan layu dan akhirnya
mengalami kematian.

Pengendalian Gulma

Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam,
tergantung pertumbuhan rumput di kebun. Penyiangan dengan cara mencabut rumput
dengan tangan atau dengan alat cangkul atau kored.

Pengendalian Hama dan
Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila tanaman mulai ada
tanda-tanda terserang bakteri atau virus. Jika tidak segera dilakukan maka
pertumbuhan akan terganggu, sehingga hasil buahnya tidak memuaskan. Hama yang
sering menyerang tanaman kacang panjang yaitu: penggerek polong (Maruca
testulalis
). Hama ini menyerang polong muda dan tua hingga berlubang atau
putus, dan bisa dikendalikan dengan penyemprotan insektisida  sejak
tanaman berbunga. Lalat kacang (Agromyza phaseoli), lalat ini menyerang
daun kacang panjang sejak pertumbuhan (14 hari) hingga tanaman berumur satu
bulan. Hama ini bisa dikendalikan dengan cara pergantian tanaman atau rotasi
tanaman, dan juga penyemprotan insektisida Tamaron 22 EC dengan dosis 2-4
cc/liter air atau Basudin 10 G dengan dosis 7,5-10 kg/hektar. Penyakit yang
sering menyerang tanaman kacang panjang adalah layu (Sclerotium sp.)
penyakit ini disebabkan oleh jamur atau cendawan karena pengaruh kelembaban
yang tinggi. Penyakit ini bisa diatasi dengan penyemprotan fungisida Dithane
M-45 dengan dosis 2 gram/liter air (Tim Karya Tani Mandiri, 2011).

Panen dan Pascapanen

Panen merupakan saat-saat yang paling ditunggu-tunggu oleh petani. Kacang
panjang untuk konsumsi (polong muda) bisa dipanen pada umur 40-50 hari setelah
tanam, sedangkan polong tua dapat dipanen pada umur 90-120 hari setelah tanam
tergantung varietas yang ditanam, musim dan ketinggian daerah.
Biasanya pemetikan polong dilakukan 5-15 kali, sampai polongnya habis
semua. Produksi polong muda kacang panjang berkisar 4-9 ton per hektar. Jumlah
produksi ini tergantung varietas dan keadaan lingkungan tanamannya. Sebagai
contah kacang panjang varietas usus hijau, produksinya cukup tinggi, dapat
mencapai 15 ton polong muda tiap hektar.
Kegiatan pascapanen bertujuan agar sayuran yang telah dipanen terlindungi
dari kerusakan fisik dan kebusukan. Dengan demikian, mutu sayuran yang akan
dipasarkan tetap baik. Sampai saat ini kacang panjang belum diolah atau
diawetkan untuk jangka waktu lama. Kacang panjang lebih banyak dikonsumsi dalam
keadaan segar.
Penanganan pascapanen untuk kacang panjang antara lain sortasi, pe-ngemasan
dan pengangkutan. Tidak semua sayuran yang telah dipanen layak dipasarkan. Oleh
karena itu, petani perlu mengadakan sortasi atau pemilahan berdasarkan kualitas
dan keseragaman. Untuk pasar tradisional, sortasi kurang diperhatikan karena
pasar tradisional tidak menuntut keseragaman mutu yang baik. Lain halnya dengan
pasar khusus atau pasar swalayan (supermarket) yang menghendaki produk yang
seragam dan baik mutunya.
Semoga bermanfaat ya….




Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

To Top