Air Tawar

Budidaya Ikan Panamense

Perbedaan Panamense Jantan dan Betina



Untuk budidaya ikan panamense tentunya kita harus bisa membedakan jenis ikan yang jantan dan betina. Panamense yang masih kecil mungkin akan sulit di bedakan jantan dan betinanya, seiring pertumbuhan ikan, mereka dapat di bedakan dengan melihat secara langsung. Ikan panamense jantan dan betina dapat di bedakan dengan ciri-ciri :
  • Panamense betina yang sudah dewasa biasanya memiliki tubuh yang lebih besar dan gemuk di bandingkan panamense jantan.
  • Jika di lihat dari warna ikan, Panamense Jantan memiliki warna lebih cerah di bandingkan yang betina.
  • Bagian kepala Panamense jantan lebih pendek dan lebih lebar dari betina.
  • Panamense meiliki bulu-bulu halus (mirip kumis) di bagian kiri kanan kepala (pipi panamense).
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dari gambar berikut :
Sumber : aquariumbreeder.com

Pembibitan Ikan Panamense



Usia siap untuk pembibitan ikan Panamense sekitar 1,5-2 tahun. Di usia ini mereka sudah lebih jelas untuk di bedakan jantan dan betina. Untuk menjaga tingkat keberhasilan yang tinggi dalam pembibitan panamense beberapa faktor harus di penuhi di antaranya terdapat setidaknya sepasang jantan dan betina, Akuarium dengan arus air yang cepat, kadar oksigen yang tinggi dan suhu yang optimal. 
Karena di akuarium mereka lebih suka menempelkan telurnya secara vertikal di dinding kaca yang memiliki arus konstan maka ada baiknya akuarium yang akan di gunakan untuk pembibitan memiliki tinggi 50cm atau lebih.
Dalam masa pembibitan, satu ekor jantan Panamense bisa di pasangkan dengan beberapa ekor betina. Meskipun Panamense berkembang biak tidak mengenal musim, namun di alam liar mereka lebih banyak berkembang biak di musim hujan atau musim dingin. Di dalam akuarium dapat di rangsang dengan menurunkan suhu airnya 1-2 derajat.
Tip : Selalu simpan kayu apung di Akuarium Panamense.
Pada saat mereka kawin waktu yang di butuhkan bisa mencapai beberapa jam, Dalam akuarium sediakan tempat yang membuat mereka nyaman dan bisa untuk bersembunyi ketika masa kawin. Setelah kawin, betina dapat menghasilkan telur antara 30 hingga 150 tergantung pada ukuran dan usia betina. Telur-telur yang di hasilkan biasanya menempel pada dinding kaca atau permukaan yang datar.
Sumber : aquariumbreeder.com
Setelah betina mengeluarkan telur, giliran panamense jantan yang menjaga telur sampai berhasil menetas. Biasanya telur panamense akan menetas setelah 6-7 hari. Pada masa jantan menjaga telur panamense ada baiknya betina dan ikan lainnya di keluarkan dari akuarium supaya pejantan bisa fokus menjaga telur.

Penetasan dan Pemeliharaan

Jika sudah biasa memindahkan telur ikan, ada baiknya pindahkan telur-telur panamense ke tempat terpisah di akuarium yang lebih kecil dengan arus yang lebih lambat dan sirkulasi yang baik. Pastikan kondisi air sama dengan akuarium sebelumnya. Air di akuarium yang di gunakan untuk menampung telur panamense di ambil dari air tempat telur panamense berasal. Akuarium ukuran sekitar 40*20*20 dengan kedalaman air kurang lebih 15cm sudah cukup untuk penetasan panamense.
Sumber : aquariumbreeder.com

Pada saat pemindahan telur geser dengan hati-hati bisa menggunakan plastik/mika tipis (sampul buku dari plastik). Seperti penjelasan di atas kenapa betina harus di pisah setelah mengeluarkan telur karena panamense betina bisa memakan telur meskipun di lakukan secara tidak sengaja.

Perhatikan secara baik pada saat proses inkubasi sebelum telur menetas. Jika melihat jamur pada menempel pada telur-telur ikan segera pisahkan agar telur yang lain tidak ter-kontaminasi jamur. Sedikit obat jamur atau filterasi yang baik mungkin bisa mengurangi pertumbuhan jamur.
Telur Panamense memiliki ukuran cukup besar; diameternya bisa mencapai 3,5 mm (0,14 inci). Warnanya putih sedikit transparan dan akan berubah menjadi lebih gelap saat mereka akan mulai menetas. Masa inkubasi sebelum menetas antara 5-7 hari.
Setelah menetas, mereka hampir tidak bisa berenang dan tidak bergerak. Benih tidak membutuhkan makanan apa pun selama 2 hari pertama karena mereka akan memakan kantung kuning telur. Setelah 2 hari menetas sebaiknya berikan mereka pakan alami. Penggantian sebagian air terus – menerus sangat di perlukan, jika tidak akan ada banyak bakteri atau jamur di dalam air yang bisa dengan cepat membunuh bibit panamense.

Cerita salah satu om saya sendiri yang budidaya panamense di bekasi pernah karena telat mengganti air pada masa setelah penetasan semua bibit panamense mati dalam waktu sehari. 

Pemberian Pakan Benih Panamense


Tahapan 2 minggu pertama yang perlu di perhatikan karena akan menentukan tumbuh kembang benih panamense atau berakhir dengan kematian. 2 minggu pertama setelah telur menetas pakan yang di sarankan untuk mereka berupa serbuk spirulina, artemia, kutu air, telur artemia dan makanan serbuk lainnya. Pemberian pakan dengan kadar protein tinggi sangat penting untuk pertumbuhan bibit panamense agar mereka cepat tumbuh besar.

Mereka harus di beri makanan setidaknya 2-3 kali sehari dan lakukan pembersihan secara rutin sisa makanan setelah 10 menit untuk mengurangi pertumbuhan bakteri. Waktu pemberian pakan bisa di lakukan pada pagi hari sebelum jam 9, siang antara jam 13 sampai jam 14 dan sore hari sebelum jam 19.
Seperti halnya memelihara Panamense dewasa, saat merawat anakan panamense sediakan potongan kayu kecil di akuarium pembesaran. Selain untuk mempercepat tumbuhnya alga juga untuk memberikan kesan natural seperti habitat alaminya. Kayu apung ini merupakan bagian penting yang sering di lupakan dan di abaikan.

Tips : Rendam kayu di ember dan letakkan di ruang terbuka yang terkena sinar matahari selama langsung 1-2 hari sebelum di letakkan ke dalam akuarium untuk mempercepat tumbuhnya alga sebagai pakan alami. 

Yang perlu di perhatikan adalah ketika alga sudah banyak tumbuh, maka akan menyerap banyak oksigen dalam air yang juga berbahaya bagi kelangsungan hidup benih panamense, jadi perlu di seimbang antara kadar oksigen air dan jumlah alga. Hal ini perlu pengalaman dan uji coba.
 
Pertumbuhan benih Panamense yang cepat selain pakan kaya akan protein, panamense juga membutuhkan serat sejak dini untuk sistem pencernaan yang baik. Jika kebutuhan nutrisi berupa serat dan protein terpenuhi maka di usia 3-4 minggu mereka dapat tumbuh dengan baik dan mengurangi resiko kematian.
Memasuki usia 3 – 4 minggu biasanya ukuran panamense sudah sekitar 3-3,5 cm dan sudah bisa di berikan pakan berbentuk butiran bukan serbuk lagi. Di usia ini juga tetap harus di perhatikan kebersihan airnya. Bagi panamense ke dalam beberapa akuarium pembesaran agar mereka tidak kekurangan kadar oksigen.
Setelah usia 1 bulan porsi makan sudah bisa di kurangi menjadi 2 kali pemberian pakan dalam sehari. Usia jual panamense biasanya antara 2-3 bulan. Mereka belum cukup populer di Indonesia jadi pangsa pasar masih terbuka lebar dan bisa menjadi ladang usaha baru pagi para penggemar ikan hias.
Semoga informasi di atas bermanfaat bagi para penggemar ikan hias. Terimakasih sudah berkunjung ke blog kami.



Referensi Artikel :

https://aquariumbreeder.com/royal-farlowella-detailed-guide-care-diet-and-breeding/
https://www.scotcat.com/articles/article8.html

Most Popular

To Top