SEJARAH SINGKAT
Ikan mujair merupakan
jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih dengan warna abu-abu,
coklat atau hitam. Ikan ini berasal dari perairan Afrika dan pertama kali di
Indonesia ditemukan oleh bapak Mujair di muara sungai Serang pantai selatan
Blitar Jawa Timur pada tahun 1939. Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar
terhadap kadar garam/salinit as. Jenis ikan ini mempunyai kecepatan pertumbuhan
yang relatif lebih cepat, tetapi setelah dewasa percepatan pertumbuhannya akan
menurun. Panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah 40 cm.
jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih dengan warna abu-abu,
coklat atau hitam. Ikan ini berasal dari perairan Afrika dan pertama kali di
Indonesia ditemukan oleh bapak Mujair di muara sungai Serang pantai selatan
Blitar Jawa Timur pada tahun 1939. Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar
terhadap kadar garam/salinit as. Jenis ikan ini mempunyai kecepatan pertumbuhan
yang relatif lebih cepat, tetapi setelah dewasa percepatan pertumbuhannya akan
menurun. Panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah 40 cm.
SENTRA PERIKANAN
Sentra perikanan terdapat didaerah
Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan.
Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan.
JENIS
Klasifikasi ikan mujair
adalah sebagai berikut:
adalah sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Species : Oreochromis
mossambicus
mossambicus
MANFAAT
Sebagai sumber penyediaan
protein hewani.
protein hewani.
PERSYARATAN LOKASI
1)
Tanah yang baik untuk kolam
pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah
tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat
dibuat pematang/dinding kolam.
Tanah yang baik untuk kolam
pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah
tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat
dibuat pematang/dinding kolam.
2)
Kemiringan tanah yang
baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan
kolam secara gravitasi.
Kemiringan tanah yang
baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan
kolam secara gravitasi.
3)
Ikan mujair dapat tumbuh
normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
Ikan mujair dapat tumbuh
normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
4)
Kualitas air untuk
pemeliharaan ikan mujair harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar
bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
Kualitas air untuk
pemeliharaan ikan mujair harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar
bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5)
Ikan mujair dapat
berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan
sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan
fisik ikan mujair. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha,
sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3.
Ikan mujair dapat
berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan
sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan
fisik ikan mujair. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha,
sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3.
6)
Keasaman air (pH) yang
baik adalah antara 7-8.
Keasaman air (pH) yang
baik adalah antara 7-8.
7)
Suhu air yang baik
berkisar antara 20-25 derajat C.
Suhu air yang baik
berkisar antara 20-25 derajat C.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
a.
Penyiapan Sarana
dan Peralatan
Penyiapan Sarana
dan Peralatan
1) Kolam
Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan mujair
tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dlsb).
tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dlsb).
Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan mujair antara
lain:
lain:
a) Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan
Kolam ini berfungsi
sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100
meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam
pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60
cm; dasar kolam sebaiknya berpasir.
sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100
meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam
pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60
cm; dasar kolam sebaiknya berpasir.
b) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara
30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di
dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran
3-5 cm.
30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di
dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran
3-5 cm.
c) Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan
benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini
diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini
diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
o Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara
benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4
buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini
tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang
yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki
pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera petani.
benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4
buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini
tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang
yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki
pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera petani.
o Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara
benih gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba
apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran
pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
benih gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba
apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran
pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
o Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan
benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter
persegi.
benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter
persegi.
d) Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan.
2) Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mujair diantaranya
adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung
sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran,
timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring
secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung
sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran,
timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring
secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mujair
antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter
100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba
kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban
(untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote
(untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan
benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut
benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap
ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk
menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya=
scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk
menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter
100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba
kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban
(untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote
(untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan
benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut
benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap
ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk
menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya=
scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk
menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
3) Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan
ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media
pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa
hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak
25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan
TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan
pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10
gram/meter persegi.
ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media
pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa
hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak
25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan
TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan
pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10
gram/meter persegi.
b.
Pembibitan
Pembibitan
Untuk menyiapkan bibit ikan mujair yang akan dipelihara, perlu diperhatikan
hal-hal penyiapan media pemeliharaan, pemilihan dan pemeliharaan induk, penetasan
dan persyaratan bibit, ciri-ciri bibit dan induk unggul.
hal-hal penyiapan media pemeliharaan, pemilihan dan pemeliharaan induk, penetasan
dan persyaratan bibit, ciri-ciri bibit dan induk unggul.
1) Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk bibit mujair yang unggul adalah sebagai berikut:
a) Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan
kwalitas yang tinggi.
kwalitas yang tinggi.
b) Pertumbuhannya sangat cepat.
c) Sangat responsif terhadap makanan buatan yang
diberikan.
diberikan.
d) Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
e) Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan
yang relatif buruk.
yang relatif buruk.
f) Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 100 gram
lebih per ekornya.
lebih per ekornya.
Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai
berikut:
berikut:
Ø Betina
o Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur,
lubang pengeluaran telur dan lubang urine.
lubang pengeluaran telur dan lubang urine.
o Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak
jelas.
jelas.
o Warna perut lebih putih.
o Warna dagu putih.
o Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
Ø Jantan
o Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu:
anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.
anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.
o Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
o Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
o Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
o Jika perut distriping mengeluarkan cairan.
2) Sistim Pembibitan
Pembibitan ikan mujair dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
a) Sistim satu kolam
Pada sistim ini kolam pemijahan/pembenihan disatukan dengan kolam pendederan/
pemeliharaan anak. Setelah dilakukan persiapan media pembibitan, tebarkan induk
jantan dan betina dengan perbandingan 1:2 atau 1:4 dengan jumlah kepadatan 2
pasang/10 meter persegi. Pemanenan dilakukan setiap 2 minggu sekali.
pemeliharaan anak. Setelah dilakukan persiapan media pembibitan, tebarkan induk
jantan dan betina dengan perbandingan 1:2 atau 1:4 dengan jumlah kepadatan 2
pasang/10 meter persegi. Pemanenan dilakukan setiap 2 minggu sekali.
b) Sistim dua kolam
Pada sistim ini proses pemijahan dan pendederan dilakukan pada kolam terpisah,
dengan perbandingan luas kolam pemijahan dengan kolam pendederan adalah 1:2
atau 1:4. Dasar kolam pendederan harus lebih rendah dari dasar kolam lainnya
agar aliran air cukup deras mengalir dari kolam pemijahan ke kolam pendederan. Pada
pintu kedua kolam tersebut dipasang saringan kasar agar hanya anak-anak ikan
saja yang dapat lewat. Jumlah dan kepadatan induk jantan dan betina yang
disebarkan sama dengan sistim satu kolam.
dengan perbandingan luas kolam pemijahan dengan kolam pendederan adalah 1:2
atau 1:4. Dasar kolam pendederan harus lebih rendah dari dasar kolam lainnya
agar aliran air cukup deras mengalir dari kolam pemijahan ke kolam pendederan. Pada
pintu kedua kolam tersebut dipasang saringan kasar agar hanya anak-anak ikan
saja yang dapat lewat. Jumlah dan kepadatan induk jantan dan betina yang
disebarkan sama dengan sistim satu kolam.
c) Sistim platform
Pada sistim ini kolam dibagi dalam 4 bagian, yaitu kolam pertama sebagai tempat
induk jantan dan betina bertemu atau tempat pemijahan. Kolam kedua tempat induk
betina dimana disekat oleh kisi atau krei bambu dengan ukuran lubang-lubang
sebesar badan induk betina sehingga hanya induk betina yang dapat lolos ke
kolam kedua ini. Kolam ketiga merupakan temapt pelepasan larva dan temapat yang
ke empat adalah tempat pendederan. Persiapan media dan jumlah induk yang
dilepas sama dengan sistim yang pertama.
induk jantan dan betina bertemu atau tempat pemijahan. Kolam kedua tempat induk
betina dimana disekat oleh kisi atau krei bambu dengan ukuran lubang-lubang
sebesar badan induk betina sehingga hanya induk betina yang dapat lolos ke
kolam kedua ini. Kolam ketiga merupakan temapt pelepasan larva dan temapat yang
ke empat adalah tempat pendederan. Persiapan media dan jumlah induk yang
dilepas sama dengan sistim yang pertama.
3) Pembenihan
Pemijahan dan penetasan ikan mujair berlangsung sepanjang tahun pada kolam
pemijahan dan tidak memerlukan lingkungan pemijahan secara khusus. Hal yang
perlu dilakukan adalah penyiapan media pemeliharaan seperti pengerikan
pengapuran dan pemupukan. Ketinggian air di kolam dipertahankan sekitar 50 cm.
pemijahan dan tidak memerlukan lingkungan pemijahan secara khusus. Hal yang
perlu dilakukan adalah penyiapan media pemeliharaan seperti pengerikan
pengapuran dan pemupukan. Ketinggian air di kolam dipertahankan sekitar 50 cm.
Untuk menambah tingkat produkivitas dan kesuburan, maka diberikan makanan
tambahan dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan 25%, tepung kopra 10%
dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi ransum ini digunakan dalam usaha
budidaya ikan mujair secara komersial. Dapat juga diberi makanan yang berupa
pellet yang berkadar protein 20-30% dengan dosis 2-3% dari berat populasi per
hari, diberikan sebanyak 2 kali/hari yaitu pada pagi dan sore hari.
tambahan dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan 25%, tepung kopra 10%
dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi ransum ini digunakan dalam usaha
budidaya ikan mujair secara komersial. Dapat juga diberi makanan yang berupa
pellet yang berkadar protein 20-30% dengan dosis 2-3% dari berat populasi per
hari, diberikan sebanyak 2 kali/hari yaitu pada pagi dan sore hari.
Pemijahan akan terjadi setelah induk jantan membuat lubang sarang yang berupa
cekungan di dasar kolam dengan garis tengah sekitar 10-35 cm. Begitu pembuatan
sarang pemijahan selesai, segera berlangsung proses pemijahan. Setelah proses
pembuahan selesai, maka telur-telur hasil pemijahan segera dikumpulkan oleh
induk betina ke dalam mulutnya untuk dierami hingga menetas. Pada saat tersebut
induk betina tidak aktif makan sehingga terlihat tubuhnya kurus. Telur akan
menetas setelah 3-5 hari pada suhu air sekitar 25-27 derajat C. Setelah sekitar
2 minggu sejak penetasan, induk betina baru melepaskan anak-anaknya, karena
telah mampu mencari makanan sendiri.
cekungan di dasar kolam dengan garis tengah sekitar 10-35 cm. Begitu pembuatan
sarang pemijahan selesai, segera berlangsung proses pemijahan. Setelah proses
pembuahan selesai, maka telur-telur hasil pemijahan segera dikumpulkan oleh
induk betina ke dalam mulutnya untuk dierami hingga menetas. Pada saat tersebut
induk betina tidak aktif makan sehingga terlihat tubuhnya kurus. Telur akan
menetas setelah 3-5 hari pada suhu air sekitar 25-27 derajat C. Setelah sekitar
2 minggu sejak penetasan, induk betina baru melepaskan anak-anaknya, karena
telah mampu mencari makanan sendiri.
4) Pemeliharaan Bibit
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mujair dilakukan setelah telur-telur
hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan yang
sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu
serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai
ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan
ketentuan.
hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan yang
sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu
serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai
ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan
ketentuan.
Jumlah penebaran dalam kolam pendederan tergantung dari ukuran benih ikan.
Benih ikan ukuran 1-3 cm, jumlah penebarannya sekitar 30-50 ekor/meter persegi,
ukuran 3-5 cm jumlah penebarannya berkisar 5-10 ekor/meter persegi. Sedangkan
anak ikan ukuran 5-8 cm jumlah penebarannya 2-5 ekor/meter persegi. Untuk benih
yang ukuran 5-8 cm ini, sebaiknya dilakukan secara monoseks kultur, karena pada
ukuran tersebut benih ikan sudah dapat dibedakan yang berjenis kelamin jantan
atau betina.
Benih ikan ukuran 1-3 cm, jumlah penebarannya sekitar 30-50 ekor/meter persegi,
ukuran 3-5 cm jumlah penebarannya berkisar 5-10 ekor/meter persegi. Sedangkan
anak ikan ukuran 5-8 cm jumlah penebarannya 2-5 ekor/meter persegi. Untuk benih
yang ukuran 5-8 cm ini, sebaiknya dilakukan secara monoseks kultur, karena pada
ukuran tersebut benih ikan sudah dapat dibedakan yang berjenis kelamin jantan
atau betina.
c.
Pembesaran
Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
1) Polikultur
o ikan mujair 50%, ikan tawes 20%, dan mas 30%, atau
o ikan mujair 50%, ikan gurame 20% dan ikan mas 30%.
2) Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan
polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan
betina.
polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan
betina.
Pembesaran ikan mujair pun dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa
Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat
disesuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan
dapat dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan mujair.
Sebelum digunakan petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air
sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1-1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.
Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat
disesuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan
dapat dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan mujair.
Sebelum digunakan petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air
sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1-1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.
Pemupukan
Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam, yaitu
dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyakbanyaknya. Pupuk yang
biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700
gram/m2
dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyakbanyaknya. Pupuk yang
biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700
gram/m2
Pemberian Pakan
Apabila tingkat produkivitas dan kesuburan kolam sudah semakin berkurang, maka
bisa diberikan makanan tambahan dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan
25%, tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi ransum ini
digunakan dalam usaha budidaya ikan munjair secara komersial. Dapat juga diberi
makanan yang berupa pellet yang berkadar protein 20-30% dengan dosis 2-3% dari
berat populasi per hari, diberikan sebanyak dua kali per hari yaitu pada pagi
dan sore hari. Disamping itu juga kondisi pakan dalam perairan tersebut sesuai
dengan dosis atau ketentuan yang ada. Yaitu selain pakan dari media dasar juga perlu
diberi makanan tambahan berupa hancuran pellet atau remah dengan dosis 10% dari
berat populasi per hari. Pemberiannya 2-3 kali/hari.
bisa diberikan makanan tambahan dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan
25%, tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi ransum ini
digunakan dalam usaha budidaya ikan munjair secara komersial. Dapat juga diberi
makanan yang berupa pellet yang berkadar protein 20-30% dengan dosis 2-3% dari
berat populasi per hari, diberikan sebanyak dua kali per hari yaitu pada pagi
dan sore hari. Disamping itu juga kondisi pakan dalam perairan tersebut sesuai
dengan dosis atau ketentuan yang ada. Yaitu selain pakan dari media dasar juga perlu
diberi makanan tambahan berupa hancuran pellet atau remah dengan dosis 10% dari
berat populasi per hari. Pemberiannya 2-3 kali/hari.
Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mujair yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga
kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni
oleh zat beracun.
kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni
oleh zat beracun.
d.
Hama Dan Penyakit
Hama Dan Penyakit
Hama:
1) Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak
tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
2) Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian:
sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
3) Kodok
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung;
menagkap dan membuang hidup-hidup.
menagkap dan membuang hidup-hidup.
4) Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran
kolam.
kolam.
5) Lingsang
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
6) Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu
agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
Penyakit
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit
dan hama pada budidaya ikan mujair:
dan hama pada budidaya ikan mujair:
1) Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai
panen.
panen.
2) Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
3) Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi
kapasitas.
kapasitas.
4) Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap
kolam diberi satu pintu pemasukan air.
kolam diberi satu pintu pemasukan air.
5) Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
6) Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya
dilakukan secara hati-hati dan benar.
dilakukan secara hati-hati dan benar.
7) Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus
reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal
perkolaman.
reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal
perkolaman.
e.
Panen
Panen
Pemanenan ikan mujair dapat dilakukan dengan cara: panen total dan panen sebagian.
1) Panen sebagian atau panen selektif
Panen selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan dipanen dipilih
dengan ukuran tertentu (untuk pemanenan benih). Ukuran benih yang akan dipanen
(umur 1-1,5 bulan) tergantung dari permintaan konsumen, umumnya digolongkan
untuk ukuran: 1-3 cm; 3-5 cm dan 5-8 cm.
dengan ukuran tertentu (untuk pemanenan benih). Ukuran benih yang akan dipanen
(umur 1-1,5 bulan) tergantung dari permintaan konsumen, umumnya digolongkan
untuk ukuran: 1-3 cm; 3-5 cm dan 5-8 cm.
Pemanenan dilakukan dengan menggunakan waring yang di atasnya telah ditaburi
umpan (dedak). Ikan yang tidak terpilih (biasanya terluka akibat jaring),
sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya dipisahkan dan diberi obat dengan
larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1 jam.
umpan (dedak). Ikan yang tidak terpilih (biasanya terluka akibat jaring),
sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya dipisahkan dan diberi obat dengan
larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1 jam.
2) Panen total
Umumnya panen total dilakukan untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran.
Umumnya umur ikan mujair yang dipanen berkisar antara 5 bulan dengan berat
berkisar antara 30-45 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan
kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan/petak
penangkapan dibuat seluas 1 m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik),
sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat
keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan
pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.
Umumnya umur ikan mujair yang dipanen berkisar antara 5 bulan dengan berat
berkisar antara 30-45 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan
kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan/petak
penangkapan dibuat seluas 1 m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik),
sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat
keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan
pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.
f.
Pascapanen
Pascapanen
Penanganan pascapanen ikan mujair dapat dilakukan dengan cara penanganan
ikan hidup maupun ikan segar.
ikan hidup maupun ikan segar.
1) Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan
hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam
keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam
keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
o Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah
sekitar 20 0C.
sekitar 20 0C.
o Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore
hari.
hari.
o Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak
terlalu padat.
terlalu padat.
2) Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu
diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
o Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan
tidak luka.
tidak luka.
o Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan
lendir.
lendir.
o Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk
pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang
dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan
kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak
maksimum 50 cm.
pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang
dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan
kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak
maksimum 50 cm.
o Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan
suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan
jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan
disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi
dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga
antara ikan dengan penutup kotak.
suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan
jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan
disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi
dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga
antara ikan dengan penutup kotak.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai
berikut:
berikut:
o Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari
penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke
dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke
dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
o Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih,
sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat
digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat
digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
o Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu
selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air
bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1
m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung
benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam
pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air
bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1
m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung
benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam
pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi
dua bagian, yaitu:
dua bagian, yaitu:
1) Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan
waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air
bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5
cm.
waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air
bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5
cm.
2) Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih
dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri
dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram. Cara
pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air
bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih; (3) hilangkan udara dengan
menekan kantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung
dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:1);
(4) kantong plastik lalu diikat. (5) kantong plastik dimasukkan ke dalam dos
dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m,
lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.
dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri
dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram. Cara
pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air
bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih; (3) hilangkan udara dengan
menekan kantong plastik ke permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung
dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:1);
(4) kantong plastik lalu diikat. (5) kantong plastik dimasukkan ke dalam dos
dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m,
lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah
sebagai berikut:
sebagai berikut:
§
Siapkan larutan
tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air
bersih).
Siapkan larutan
tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air
bersih).
§
Buka kantong plastik,
tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar
perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
Buka kantong plastik,
tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar
perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
§
Pindahkan benih ikan ke
waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
Pindahkan benih ikan ke
waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
§
Masukan benih ikan ke
dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya.
Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari
berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4
sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
Masukan benih ikan ke
dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya.
Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari
berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4
sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
§
Setelah 1 minggu dikarantina,
tebar benih ikan di kolam budidaya.
Setelah 1 minggu dikarantina,
tebar benih ikan di kolam budidaya.
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
a. Analisis Usaha Budidaya Secara Sederhana
Perkiraan analisis usaha budidaya pembenihan ikan mujair selama 1 bulan pada
tahun 1999 di daerah Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
tahun 1999 di daerah Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
1)
Biaya produksi
Biaya produksi
a. Sewa kolam Rp. 120.000,-
b. Benih ikan mujair 4000 ekor, @ Rp.150,- Rp. 600.000,-
c. Pakan
Dedak 8 karung @ Rp.800,- Rp. 6.400,-
d. Obat dan pupuk
–
Kotoran ayam 4 karung, @
Rp.7.000,- Rp. 28.000,-
Kotoran ayam 4 karung, @
Rp.7.000,- Rp. 28.000,-
–
Urea dan TSP 10 kg, @
Rp.1.800,- Rp. 18.000,-
Urea dan TSP 10 kg, @
Rp.1.800,- Rp. 18.000,-
–
Kapur 30 kg, @ Rp.
1.200,- Rp. 36.000,-
Kapur 30 kg, @ Rp.
1.200,- Rp. 36.000,-
e. Peralatan Rp. 96.000,-
f. Tenaga kerja 1 orang @ Rp. 7000,- Rp. 210.000,-
g. Biaya tak terduga 10% Rp. 111.440,-
Jumlah biaya produksi Rp.1.225.840,-
2)
Pendapatan benih ikan
85%,4000 ekor @ Rp.550,- Rp.1.870.000,-
Pendapatan benih ikan
85%,4000 ekor @ Rp.550,- Rp.1.870.000,-
3)
Keuntungan Rp. 644.160,-
Keuntungan Rp. 644.160,-
4)
Parameter kelayakan usaha
Parameter kelayakan usaha
B/C ratio 11,52
Gambaran Peluang
Agribisnis
Agribisnis
Dengan adanya luas
perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai, rawa, danau alam dan
buatan seluas hampir mendekati 13 juta ha merupakan potensi alam yang sangat
baik bagi pengembangan usaha perikanan di Indonesia. Disamping itu banyak
potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta dalam
hal permodalan, program penelitian dalam hal pembenihan, penanganan penyakit
dan hama dan penanganan pasca panen, penanganan budidaya serta adanya kemudahan
dalam hal periizinan import. Walaupun permintaan di tingkal pasaran lokal akan
ikan mujair dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut, namun
dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu mengalami kenaikan
dari tahun ke tahun. Apabila pasaran lokal ikan mujair mengalami kelesuan, maka
akan sangat berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun di
tingkat grosir di pasar ikan. Selain itu penjualan benih ikan mujair boleh dikatakan
hampir tak ada masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi pendukung
dan faktor permintaan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, maka sektor perikanan
merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah.
perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai, rawa, danau alam dan
buatan seluas hampir mendekati 13 juta ha merupakan potensi alam yang sangat
baik bagi pengembangan usaha perikanan di Indonesia. Disamping itu banyak
potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta dalam
hal permodalan, program penelitian dalam hal pembenihan, penanganan penyakit
dan hama dan penanganan pasca panen, penanganan budidaya serta adanya kemudahan
dalam hal periizinan import. Walaupun permintaan di tingkal pasaran lokal akan
ikan mujair dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut, namun
dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu mengalami kenaikan
dari tahun ke tahun. Apabila pasaran lokal ikan mujair mengalami kelesuan, maka
akan sangat berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun di
tingkat grosir di pasar ikan. Selain itu penjualan benih ikan mujair boleh dikatakan
hampir tak ada masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi pendukung
dan faktor permintaan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, maka sektor perikanan
merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah.
KEPUSTAKAAN
1) Sugiarti, Ir. 1988. Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila
Penerbitan CV Simpleks (Anggota IKAPI) Jakarta.
Penerbitan CV Simpleks (Anggota IKAPI) Jakarta.
2) Rahardi, F. 1993.
Kristiawati, Regina. Nazaruddin.
Agribisnis Perikanan,
Kristiawati, Regina. Nazaruddin.
Agribisnis Perikanan,
Penerbit Swadaya, Jakarta.